TEMPO.CO, Subang - Ribuan hektare tanaman padi di lima kecamatan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, mulai dilanda kekeringan. Bahkan di antaranya ada yang terancam mati meranggas, sebab tak lagi ada sumber air setempat yang bisa mengairi.
Sebagian petani bahkan terpaksa harus gigit jari karena sawah mereka sudah dipastikan tak bisa diolah lagi buat musim tanam gadu atau tanam kedua yang tengah berlangsung saat ini.
Menurut pantauan Tempo di Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, hari ini, sawah yang ditanami padi rata-rata berumur 14-30 hari tampak sudah kering-kerontang. Tanaman padinya pun sudah terlihat mulai mengering. "Kami sudah berusaha keras mengairinya dengan menggunakan air sumur pantek, tapi tak bisa bertahan lama," ujar salah seorang petani, Kusnadi. "Jadinya, pasrah saja."
Petani lain, Oman, mengaku dalam posisi maju kena-mundur kena untuk menyelamatkan tanaman padinya yang sudah berumur lebih dari 20 hari itu. "Saya coba pakai dua pompa air," ujarnya. Hasilnya, dalam waktu 1 X 24 jam, sawahnya yang seluas 2 hektare itu mendapat aliran air.
Namun, untuk menyelamatkan sawahnya tersebut, dia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli mesin pompa air ukuran 2 inci sebesar Rp 3,5 juta dan mengebor sumber air dengan kedalaman 35 meteran dengan biaya Rp 1 juta. Adapun ongkos produksi pengolahan, pemupukan, pestisida, dan pemeliharaan sebesar Rp 5 jutaan per hektare. Untuk sementara, Oman menyatakan tidak berhitung untung-rugi. "Yang terpenting, tanaman padi bisa diselamatkan."
Kepala Desa Cihambulu, Hasan Abdul Munir, menyebutkan setidaknya ada 210 hektare area tanaman padi muda usia di desanya yang terancam mati meranggas akibat dilanda kekeringan. "Para petani sudah sampai pada tahap pasrah," katanya.
Kondisi serupa juga dialami para petani di Kecamatan Dawuan, Cipeundeuy, Pagaden, Pagaden Barat, dan Cikaum. Maklum, sumber air setempat dan air irigasi di sejumlah kecamatan tersebut juga sudah kering. "Sumber air irigasi Bendung Leuwi Nangka sampai sekarang masih belum diperbaiki. Jadi, kami tak memiliki sumber lain," ujar Huaseni, petani di Kecamatan Pagaden Barat.
Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang Hendrawan membenarkan informasi bahwa ada ribuan hektare sawah yang kini mulai dilanda kekeringan. "Hampir semua area tanaman padi yang terancam kekeringan tersebut berada di wilayah tadah hujan," ujarnya.
NANANG SUTISNA
Berita terkait
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air
40 hari lalu
Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
46 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
50 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaImbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen
52 hari lalu
Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.
Baca SelengkapnyaDestinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan
2 Maret 2024
Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,
Baca SelengkapnyaSelain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino
29 Februari 2024
Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024
8 Februari 2024
Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB
24 Januari 2024
BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.
Baca SelengkapnyaBMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah
5 Januari 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.
Baca SelengkapnyaKajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur
22 Desember 2023
Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.
Baca Selengkapnya