Menjelang Ramadan Harga Cabai Akan Naik  

Reporter

Jumat, 29 Mei 2015 07:35 WIB

Ilustrasi cabai. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai pada Ramadan 2015 diperkirakan naik 81% karena turunnya pasokan. Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Jawa Timur Sukoco mengatakan puncak panen cabai pada Maret-April, sedangkan cabai rawit merah pada April-Mei 2015.

“Setelah itu, produksi turun hingga 30%,” kata Sukoco saat dihubungi dari Malang, Kamis, 28 Mei 2015.

Turunnya produksi cabai akan berpengaruh pada kenaikan harga karena tidak seimbangnya pasokan dan permintaan. Harga cabai rawit pada Juni-September diperkirakan naik dari Rp 11.000 per kilogram menjadi Rp 20.000 per kilogram atau naik 81%.

Begitu juga dengan harga cabai merah, diperkirakan naik menjadi Rp 25-30 ribu per kilogram dari harga saat ini yang mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Harga cabai merah Rp 20 ribu per kilogram itu berlangsung sejak Mei karena puncak panen sudah berlalu. Puncak produksi komoditas tersebut berlangsung pada Maret-April.

Pada puncak produksi, luas areal panen mencapai seribu hektare dengan tingkat produktivitas 8 ton per hektare untuk cabai merah, sedangkan tanaman cabai rawit merah seluas 5.000-6.000 hektare dengan tingkat produksi 6 ton per hektare. “Setelah melewati masa panen, penurunan produksi hingga mencapai 30%,” kata Sukoco.

Menurut Sukoco, jika produksi cabai di Jawa Timur hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga setempat, maka masih sangat mencukupi meski terjadi penurunan produksi setelah puncak panen.

Yang menjadi problem, cabai asal Jawa Timur tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi setempat, tetapi juga dipasok ke Kalimantan dan Jakarta."Karena itulah saat produksi turun, otomatis harga ikut terdongkrak. Harga sebesar itu berada di tingkat petani,” ucapnya.

Pasokan cabai dari Jawa Timur terlalu berpengaruh jika produksi asal Bali dan Mataram cukup berlimpah. Di daerah tersebut puncak panen baru berlangsung pada Juni, selebihnya produksi akan turun. Produksi cabai asal Bali dan Mataram akan berlimpah jika cuaca bagus, tidak hujan.

Namun jika kondisi cuaca seperti pada Maret-April yang ditandai curah hujan yang masih tinggi, produksi cabai di Bali dan Mataram dipastikan akan terganggu. Pada puncak panen, produksi justru mengalami penurunan. Meski begitu, Sukoco berharap pemerintah tidak perlu melakukan impor cabai karena stok masih banyak meski terjadi penurunan.

Jika pemerintah mengimpor cabai, maka dipastikan harga cabai akan hancur dan memukul ekonomi petani.

BISNIS


Berita terkait

Branding Kuliner Khas, Petani Yogyakarta Akan Buat Produk dengan Merek Sama

23 Januari 2023

Branding Kuliner Khas, Petani Yogyakarta Akan Buat Produk dengan Merek Sama

Produk minuman dari petani Kota Yogyakarta itu memanfaatkan hasil panen dari 275 kelompok pengelola Kampung Sayur.

Baca Selengkapnya

Keajaiban Biji Semangka untuk Kulit dan Rambut Pria, Bikin Subur

22 Februari 2018

Keajaiban Biji Semangka untuk Kulit dan Rambut Pria, Bikin Subur

Buah semangka yang lezat tidak hanya enak dimakan daging buahnya saja, biji semangka juga memiliki beberapa manfaat yang baik untuk kesehatan.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Nasional, Sambas Perkenalkan Tiga Jenis Jeruk

13 November 2017

Hari Kesehatan Nasional, Sambas Perkenalkan Tiga Jenis Jeruk

Memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-53 di Jakarta, Pemerintah Kabupaten Sambas perkenalkan tiga jenis jeruk, jeruk Siam, Madu, dan Madu Susu

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Nasional, Jeruk Pontianak bukan dari Pontianak

13 November 2017

Hari Kesehatan Nasional, Jeruk Pontianak bukan dari Pontianak

Jeruk Pontianak ternyata bukan berasal dari Pontianak. Jeruk ini ikut memeriahkan bazar Hari Kesehatan Nasional.

Baca Selengkapnya

Penghasilan Petani Kedelai Cuma Seperempat Upah Penyapu Jalan  

5 Agustus 2017

Penghasilan Petani Kedelai Cuma Seperempat Upah Penyapu Jalan  

Petani di Jawa Barat tidak tertarik menanam kedelai karena penghasilannya minim.

Baca Selengkapnya

Buah Kegemaran Ternyata Mengandung 20 Jenis Pestisida

21 Juli 2017

Buah Kegemaran Ternyata Mengandung 20 Jenis Pestisida

hati-hati, usim panas seperti ini, setidaknya buah kesukaan Anda seperti strawberry mengandung 20 jenis pestisida.

Baca Selengkapnya

Jadi Mitra PT Agro Jabar, Petani Garut Tanam Jeruk Lemon  

12 Mei 2017

Jadi Mitra PT Agro Jabar, Petani Garut Tanam Jeruk Lemon  

PT Agro Jabar melibatkan petani dalam penanaman jeruk lemon di Desa Sindang Sirna, Cigedug, Kabupaten Garut.

Baca Selengkapnya

Angkat Ekonomi Desa, Daerah Ini Potensial Kembangkan Buah

10 April 2017

Angkat Ekonomi Desa, Daerah Ini Potensial Kembangkan Buah

Faktor yang harus mendapatkan perhatian, salah satunya adalah masalah modal atau fasilitas pembiayaan bagi petani.

Baca Selengkapnya

Permintaan Tinggi, Petani Gencar Tanam Buah Naga

4 April 2017

Permintaan Tinggi, Petani Gencar Tanam Buah Naga

Harga buah naga di tingkat petani berkisar Rp 15-20 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Sebab Petani Sawit Morowali Beralih Tanam Buah Naga  

4 April 2017

Sebab Petani Sawit Morowali Beralih Tanam Buah Naga  

Para petani di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, setahun terakhir gencar menanam buah naga.

Baca Selengkapnya