Ribut Beras Plastik, Selundupan atau dari Dalam?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 27 Mei 2015 05:25 WIB

Walikota Bekasi Rahmat Effendi memegang contoh beras plastik oplosan dalam jumpa pers terkait temuan beras plastik di Kantor Walikota Bekasi, Jawa Barat, 21 Mei 2015. Ada tiga unsur plasticizer plastik antara lain BBP (benzyl butyl phthalate), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate)), dan DINP (diisononyl phthalate). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, kemungkinan beras plastik adalah hasil dari selundupan. Musababnya, pemerintah belum mengeluarkan izin impor resmi.

"Jadi di luar benar tidaknya ada beras plastik, diduga masuk dari jalur tak resmi," ujar Amran di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa 26 Mei 2015. Karena itu, Amran meminta Direktorat Jendral Bea Cukai Kementerian Keuangan untuk lebih memperketat pengawasan. Sedangkan kepastian adanya beras plastik menunggu hasil pemeriksaan laboratorium kepolisian.

Pihak Direktorat Jenderal Bea Cukai menyatakan sudah berperan aktif melakukan penyelidikan terkait beras plastik. Salah satu caranya adalah kembali menelisik rekam jejak penyelundupan beras di pesisir Sumatra.

"Ada banyak kemungkinan, belum tentu juga hasil selundupan," ujar Kepala Subdirektorat Humas Direktorat Jenderal Bea Cukai, Limanseto kepada Tempo, Jumat lalu, 22 Mei 2015.

Menurut dia, beras palsu tersebut juga bisa saja berasal dari dalam negeri sepenuhnya ataupun mengoplos beras selundupan dengan beras plastik dari dalam negeri.

Isu beras plastik kemungkinan akan surut. Musababnya Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan hasil uji laboratorium dari Puslabfor Bareskrim Mabes Polri dan laboratorium BPOM terhadap sampel beras yang diduga dicampur dengan plastik di Bekasi, Jawa Barat, dinyatakan tidak terbukti. Artinya, kata Badrodin, tidak ditemukan adanya senyawa plastik dalam beras itu.

"Pemeriksaan di laboratoirum forensik, BPOM dan Kementerian Perdagangan negatif, tidak ditemukan adanya unsur plastik dalam beras itu," kata Badrodin di Kantor Presiden, Selasa, 26 Mei 2015. "Kami sudah memeriksa dua kali dari sampel yang diuji juga oleh Succofindo."

ANDI RUSLI | REZA ADITYA

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

22 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

2 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

5 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

11 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

12 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

12 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya