Kasus Beras Plastik, Cina-Indonesia Siap Tukar Hasil Uji

Reporter

Selasa, 26 Mei 2015 14:05 WIB

Pekerja membersihkan beras dari kotoran di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, 15 Januari 2015. Pemerintah telah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras 2015 sebesar 10%. Selama ini HPP beras ditetapkan sebesar Rp 6.600/kg atau naik menjadi Rp 7.260/kg. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Tiongkok menyatakan siap bertukar hasil uji laboratorium beras sintetis berbahan plastik yang diduga berasal dari Negeri Panda untuk membantu upaya penuntasan kasus peredaran beras itu di Indonesia.

Atase Perdagangan Indonesia di Beijing, Dandy Iswara, mengutip Wakil Direktur Jenderal Kantor Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ) Tiongkok, Bi Kexin, yang mengatakan bahwa harus ada bukti rinci yang menunjukkan keberadaan beras sintetis di Indonesia berasal dari Tiongkok.

Bi Kexin menyatakan AQSIQ memastikan beras yang bercampur dengan produk berbahan plastik itu tidak beredar di negaranya.

"Jika pun ada itu sangat mahal, sehingga tidak menguntungkan jika dipasarkan untuk dikonsumsi, karena tidak menguntungkan secara ekonomi," kata Bi Kexin.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, harus ada rangkaian pengujian laboratorium untuk membuktikan bahwa beras bercampur bahan sintetis yang beredar di Indonesia berasal dari Tiongkok. "Dan kami siap untuk bertukar hasil uji laboratorium," kata Bi Kexin.

Ia menambahkan isu beras bercampur bahan sintetis jangan sampai mengganggu hubungan baik antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk kerja sama perdagangan antara kedua negara.

"Semua pihak yang berkepentingan baik di Indonesia maupun Tiongkok, hendaknya bersama-sama atas dasar hubungan kedua negara, menyelesaikan masalah ini secara proposional," katanya.

Pemerintah Indonesia menyatakan tidak pernah memberikan izin impor beras, termasuk dari Tiongkok.

Namun data Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa selama Januari-Maret 2015 ada ekspor beras senilai 182 ribu dolar AS ke Indonesia. Namun Bea Cukai negeri itu tidak menyebutkan rincian beras yang diekspor.

Perwakilan Pemerintah Indonesia di Tiongkok melakukan pertemuan dengan pejabat AQSIQ guna membahas masalah peredaran beras yang diduga tercampur bahan sintetis yang dilaporkan warga di beberapa daerah di Indonesia.

Pemerintah Indonesia melakukan pengujian laboratorium pada sampel-sampel beras yang diduga mengandung bahan pembuatan plastik. Pengujian sampel beras sudah dilakukan di laboratorium Badan Reserse Kriminal Polri dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Laboratorium PT Sucofindo juga melakukan pengujian sampel beras, dan menemukan beras yang mengandung senyawa pembuat plastik berupa BBP (benzyil butyl phtalate), DEHP (diethyl hexyl phthalate) dan DMP (dimethyl phthalateshalate), yang antara lain biasa digunakan untuk membuat pipa paralon.

Selain itu Kementerian Perdagangan berencana meningkatkan pengawasan pasar untuk mengawasi peredaran produk-produk impor.



ANTARA

Berita terkait

Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

26 Februari 2024

Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

Kutu beras biasa ditemukan pada tanaman di ladang sebelum panen, namun biasanya baru terlihat beberapa waktu kemudian, setelah pengolahan.

Baca Selengkapnya

Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

13 Oktober 2023

Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

Slamet Budijanto mengatakan informasi beras plastik yang beredar di masyarakat dan menjadi perbincangan banyak orang adalah hoax.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Penuhi Ekspor ke Tiongkok, Harga Lobster Lampung Naik Menjelang Imlek

8 Februari 2021

Penuhi Ekspor ke Tiongkok, Harga Lobster Lampung Naik Menjelang Imlek

Harga lobster milik pembudidaya lobster di Lampung naik menjadi Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu per kilogram menjelang hari raya Imlek.

Baca Selengkapnya

Polres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos

30 September 2020

Polres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos

Polres Cianjur, Jawa Barat, kembali mendapat laporan terkait biji plastik yang ditemukan dalam karung beras bantuan Kementerian Sosial

Baca Selengkapnya

Heboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos

23 September 2020

Heboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos

Bulog menjamin beras bansos tak mengandung plastik.

Baca Selengkapnya

Thuisa Talks - Potensi Mahasiswa Indonesia Di Tiongkok

25 Agustus 2020

Thuisa Talks - Potensi Mahasiswa Indonesia Di Tiongkok

THUISA sukses menghadirkan tiga tokoh internasional yang benar-benar menguasai informasi tentang Tiongkok dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tenaga Kerja Asing dari Cina Pulang Nonreaktif Covid-19

22 Mei 2020

Tenaga Kerja Asing dari Cina Pulang Nonreaktif Covid-19

Pada rombongan pertama, para tenaga kerja asing asal Tiongkok menjalani pemeriksaan keimigrasian dengan protokol pencegahan penyebaran COVID-19.

Baca Selengkapnya

Kontrak Kerja Habis, 190 Tenaga Kerja Asing Tiongkok Pulang

22 Mei 2020

Kontrak Kerja Habis, 190 Tenaga Kerja Asing Tiongkok Pulang

Direktorat Jenderal Imigrasi menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 dalam pemulangan tenaga kerja asing asal Tiongkok itu.

Baca Selengkapnya

6 Mahasiswa Banten dari Tiongkok Jalani Karantina Virus Corona

5 Februari 2020

6 Mahasiswa Banten dari Tiongkok Jalani Karantina Virus Corona

Enam mahasiswa Banten dari Tiongkok jalani karantina virus corona selama 14 hari.

Baca Selengkapnya