Isu Perombakan Kabinet, JK: Indonesia Menganut Presidensial

Reporter

Jumat, 15 Mei 2015 15:57 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla diwawancara wartawan dalam pembukaan 2015 Institute of International Finance (IIF) Asian Summit di Jakarta, 7 Mei 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia tentu mengharapkan kinerja yang baik dari anggota kabinet di pemerintahan. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui Tempo seusai acara pertemuan dengan pimpinan perusahaan-perusahaan Inggris yang berlangsung di London, Kamis siang, 14 Mei 2015.

“Apabila ada menteri dengan kinerja di bawah dari yang diharapkan sebagai kabinet presidensial, tentu perlu dilakukan perombakan-perombakan," ujar Kalla.

Kalla juga menyatakan hal yang perlu diperbaiki tidak hanya pada performa individu, tapi juga aspek kekompakan.

“Tentu itu merupakan hak prerogatif presiden untuk mengganti menteri. Namun saya akan membantu presiden dalam setiap evaluasi kabinet karena tugas itu penting,” ucap Kalla.

Pada hari yang sama di malam hari, ada acara pertemuan dengan warga Indonesia yang menetap di Inggris di Wisma Nusantara, London.

Dalam pertemuan tersebut, Kalla menuturkan lambatnya koordinasi di kabinet akibat adanya perubahan nomenklatur dari kabinet serta unit kerja yang digabung, dipisah, dan ditambah. Akibatnya, perlu dilakukan berbagai penyesuaian-penyesuaian dalam pekerjaan yang dilakukan oleh anggota kabinet.

Selain itu, proses pemilihan pejabat seperti level direktur jenderal yang melalui seleksi terbuka dan kompetitif mengakibatkan butuh waktu yang lebih lama dalam melakukan optimalisasi birokrasi.

Menanggapi adanya desakan perompakan kabinet karena performanya tidak maksimal, Kalla mengatakan itu merupakan bagian risiko dari kabinet presidensial. Perombakan kabinet akan terjadi apabila kinerja menteri tidak sesuai dengan harapan.

“Apa pun yang diangkat, tentu dapat diganti oleh presiden, mengingat kita menganut sistem presidensial, bukan parlementer,” ucapnya.

Dalam acara temu masyarakat tersebut, Kalla didampingi istrinya, Mufidah Jusuf Kalla; Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya Hamzah Thayeb beserta istri, Lastri Thayeb; Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Y. Limpo; Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam; Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh; Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim; Sekretaris Wakil Presiden Mohamad Oemar; serta Deputi Sekretaris Wapres Bidang Ekonomi Tirta Hidayat.

Sebanyak 200 orang WNI hadir dalam acara temu masyarakat Indonesia dengan Wapres Jusuf Kalla. Mereka terdiri atas pengusaha, eksekutif, pegawai swasta, diplomat, banker, seniman, dan staf KBRI London. Turut hadir, motivator Mario Teguh beserta istri.

VISHNU JUWONO



Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

7 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

27 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

27 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

27 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

28 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya