Ini 'Bersih-bersih' ala Menteri Susi  

Reporter

Sabtu, 9 Mei 2015 04:35 WIB

MenteriKelautan Dan Perikanan,Susi Pudjiastuti, mengikuti rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, 1 April 2015. Rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI ini diselenggarakan di Gedung Nusantara. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tengah membuka lelang jabatan untuk pejabat eselon I. Langkah ini dinilai sebagai cara Susi untuk “bersih-bersih” di Kementerian Kelautan.

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Riza Damanik, mengapresiasi langkah Menteri Susi untuk mengganti jajaran eselon I. Menurut Riza, langkah tersebut bertujuan untuk ‘membersihkan’ lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dari sistem buruk yang selama ini sudah mengakar.

“Prinsip dasarnya. Jika ada sampah yang masuk ke dalam sistem, sampah itu harus dibuang,” ujar Riza kepada Tempo, Jumat 8 Mei 2015.

Sampai saat ini Susi belum mau mengumumkan posisi apa yang bakal diganti. Namun, Menurut pejabat di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan bakal ada tiga hingga empat posisi eselon I yang akan dicopot.

Riza mengatakan jabatan di eselon I tergolong rawan diselewengkan. Misalnya, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dilansir mudah mengobral perizinan. Sebab, direktorat tersebut begitu mudah mengeluarkan izin untuk perusahaan dan kapal-kapal yang melanggar aturan seperti menangkap dengan alat tangkap terlarang yaitu trawl serta kapal yang menggunakan anak buah kapal asing. Saat ini posisi Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dijabat oleh Gewlyn Jusuf.

“Awal mula praktik pencurian bermula dari ketidakpatuhan aparat KKP sendiri. Seharusnya KKP lebih cermat lagi dalam memilih perusaahaan mana saja yang bisa mendapatkan izin,” ujar Riza.

Selain itu, ucapnya, setelah diberlakukan moratorium eks kapal asing pada 3 November 2014, ada tujuh izin kapal eks kapal asing yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

Kasubag Humas Perikanan Tangkap, Hendythos, menjelaskan pada saat itu perizinan tujuh kapal diproses sebelum ditetapkannya moratorium. Dengan demikian, proses perizinan tujuh kapal tetap diberikan.

Tak hanya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang dinilai bermasalah. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP2K) ditengarai menuai utang negara. Saat ini yang menduduki posisi sebagai Dirjen KP2K yaitu Sudirman Saad.

Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan hasil pemeriksaan kinerja atas perlindungan ekosistem dan terumbu karang pada 2011 sampai dengan semester I 2012, program tersebut dinilai tidak efektif. Misalnya, program Coremap atau perlindungan terhadap terumbu karang dengan memanfaatkan management information system (MIS) senilai Rp 1 miliar sebagai salah satu sarana monitoring Coremap tidak berjalan optimal.
“Tapi program Coremap kerjasama luar negeri ini malah diperpanjang lagi. Padahal anggarannya besar tapi kontribusi minim. Dari semua Direktorat Jenderal, KP2K ini yang paling besar meningkatkan utang luar negeri,” ujar Riza.

Kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan juga dinilai tak begitu baik. Posisi tersebut saat ini diduduki oleh Saut Hutagalung. Direktorat ini disebut-sebut kerap mempromosikan ikan dari perusahaan terindikasi illegal fishing dan tidak patuh aturan ke dalam ajang pameran tahunan di Brussels. “Harusnya kalau tidak patuh, tidak boleh mendapatkan insentif pasar luar negeri,” kata Riza.

Riza berharap agar proses seleksi ini dapat berjalan dengan transparan dan terbuka agar publik dapat menyampaikan masukan terhadap rekam jejak para pelamar.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja, mengatakan lelang jabatan ini merupakan respon dari tuntutan masyarakat yang senantiasa menginginkan pelayanan yang lebih bagus, transparan, profesional dari aparat pemerintah. Fokus dari penataan jabataan ini sendiri terkait dengan pelayanan kepada masyarakat secara langsung, seperti perizinan, kepelabuhanan, dan sertifikasi.

Menteri Keluatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan lelang jabatan ini dilakukan untuk mengembangkan gagasan baru yang sejalan dengan visi misi pemerintah saat ini yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat. Susi mengatakan bahwa anak buahnya juga harus mampu menyesuaikan ritme kerja. “kalau saya lari, harus bisa lari juga. situasinya harus sudah diganti dengan ide yang baru,” ujar Susi.

Dari mulai dibukanya pendaftaran online sejak 27 April sampai dengan 8 Mei 2015, sudah ada 110 pelamar yang ingin menduduki posisi eselon I di antaranya dari kalangan PNS yaitu Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Gelwyn Jusuf, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Sudirman Saad. Sedangkan dari kalangan non-PNS salah satunya Manajer Unit Pengolahan Ikan (UPI) Cabang Jambi Perum Perikanan Indonesia Indar Wijaya. Pendaftaran online sendiri ditutup pada 10 Mei 2015.

DEVY ERNIS

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

19 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

59 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Anak Muda Ikut Rekrutmen Calon ASN 2024

5 Januari 2024

Jokowi Ajak Anak Muda Ikut Rekrutmen Calon ASN 2024

"Manfaatkan peluang dan menjadi bagian dari semangat reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang berdampak dan lebih baik," kata Jokowi.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.

Baca Selengkapnya