Dolar Dominasi Sejumlah Mata Uang Asing, Rupiah ke 13.012  

Reporter

Senin, 4 Mei 2015 12:28 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi hari ini, Senin, 4 Mei 2015, merupakan buntut dari dominasi dolar terhadap sejumlah mata uang asing lain.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di Amerika Serikat, dolar disebut mendominasi terhadap yen, dolar Singapura, franc, pound sterling, dan euro.

“Rupiah sebagai mata uang kawasan regional Asia-Pasifik juga terkena dampaknya,” ucap Lucky saat dihubungi, Senin, 4 Mei 2015.

Pada kurs transaksi Bank Indonesia hari ini, kurs tengah rupiah anjlok di level Rp 13.012. Padahal, pada perdagangan Kamis pekan lalu, rupiah ditutup pada level Rp 12.937.

“Turunnya realisasi penerimaan pajak pada kuartal pertama juga jadi bobot negatif buat rupiah,” ujar Lucky.

Menurut Lucky, sebenarnya level wajar rupiah berada di angka Rp 12.900. Sedangkan nilai tertinggi rupiah berada di level Rp 12.850.

Lucky memperkirakan sentimen negatif akan terus berlanjut dan mengoreksi level rupiah dengan menguji di angka 13.000-13.100 per dolar AS.

“Pemerintah bisa mengintervensi dengan mendorong koreksi suku bunga acuan Bank Indonesia,” tutur Lucky.

Sebab, menurut Lucky, saat ini indeks kepercayaan konsumen sedang turun sepanjang kuartal pertama 2015. Lucky berharap suku bunga acuan bisa dikoreksi di level 7,25 persen.

“Daya beli masyarakat di daerah-daerah sekarang sedang turun,” kata Lucky.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

14 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

21 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya