TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan tren negatif yang melanda indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan terakhir dipengaruhi oleh situasi perekonomian dalam negeri yang kurang memuaskan pada kuartal pertama 2015. "Wajar, karena ada reaksi berlebihan dari asing," kata Agus di Hotel Bidakara, Rabu, 29 April 2015.
Terlambatnya realisasi pembangunan negara di kuartal pertama tahun ini, ujar Agus, menyumbang sentimen negatif. Selain itu, menurut dia, kalangan bisnis terpengaruh oleh kinerja perusahaan publik di Indonesia yang terkoreksi. Namun Agus optimistis pelemahan tersebut tak akan berlangsung lama.
Pada kuartal dua dan seterusnya, belanja negara akan mulai bergulir. Akibatnya, roda perekonomian akan kembali bergairah. "Kalau dilihat dari fundamental, sebenarnya baik," kata Agus. Pun dengan neraca perdagangan yang surplus dan transaksi berjalan yang cukup sehat di angka 2,87 persen dari GDP.
Karena itu, Agus mengatakan, BI akan berupaya mengendalikan inflasi dengan menjaga volatile food dan administrated price. "Secara umum, surat berharga negara dan portofolio masih diminati," kata Agus.
ANDI RUSLI
Berita terkait
IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
1 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
4 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
6 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
7 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
7 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
7 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
8 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
8 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya