Aktifitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 17 Maret 2015. Total ekspor bulan Februari 2015, sebesar USD 12,3 miliar atau turun 16,0 persen (YoY), sedangkan total impor sebesar USD 11,6 miliar atau turun 16,2 persen (YoY). Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina berubah sikap tentang proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang, Jawa Barat. Juru bicara Pertamina Ali Mundakir meminta pemerintah memindahkan proyek tersebut ke lokasi lain, misalnya Jawa Tengah. "Agar pelabuhan ini tidak mengganggu operasi kami," kata Ali akhir Maret lalu.
Alasan Pertamina, Pelabuhan Cilamaya bersinggungan dengan pipa minyak dan gas milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java.
Namun menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Bobby R. Mamahit, proyek Cilamaya sebenarnya sudah disetujui oleh Pertamina sejak Juni 2014.
Proyek Cilamaya merupakan inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sudah masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPPPEI) 2011-2025.
Memorandum of Understanding (MOU) pembangunan pelabuhan peti kemas di Cilamaya ditandatangani PT Eurocor Indonesia pada 2007. Pada nota kesepahaman (MOU) pertama itu dilakukan penyusunan studi kelayakan.
MOU kedua ditandatangani pada Februari 2008. Dalam perjalanan pembangunan Pelabuhan Cilamaya pada 2012 Japan International Cooperation Agency (JICA) juga ikut mengkaji proyek yang rencananya dilakukan di Kecamatan Tempuran, Karawang.
Kajian kelanjutan pembangunan Cilamaya dilaporkan sudah selesai oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago. Laporan hasilnya pun sudah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo. "Sudah saya serahkan ke Presiden pada Rabu lalu," kata Andrinof, 8 Maret 2015.
Pelabuhan Cilamaya nantinya direncanakan dapat membantu beban Pelabuhan Tanjung Priok yang diperkirakan bisa stagnan pada 2020. Pada Jabodetabek Metropolitan Priority Area (MPA) Study tahun 2010, disebutkan beberapa keuntungan Pelabuhan Cilamaya:
- Menekan biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi. Sebagai pembanding jarak Tanjung Priok-Karawang 140 km, sedangkan Cilamaya-Karawang hanya 70 km.
- Menurunkan tingkat kemacetan di Ibu Kota dengan memindahkan sebagian trafik angkutan berat ke luar wilayah.
- Mengembangkan jaringan logistik dari pusat-pusat industri di kawasan pinggiran Jabodetabek.
- Pelabuhan Cilamaya tahap I mampu menampung 3,75 Juta TEUs peti kemas.