TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago menyatakan pemerintah mendukung pengembangan pesawat terbang buatan PT Dirgantara Indonesia. Untuk itu, pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 400 miliar yang dialokasikan sejak tahun lalu.
Anggaran tersebut, menurut Andrinof, belum dikucurkan karena masih menunggu kesiapan PT Dirgantara Indonesia. Ada beberapa pesawat yang dikembangkan yaitu N-219, N-245, dan N-270. "Pesawat N-219 ada dalam rencanan Bappenas," katanya dalam kunjungan kerja ke kompleks PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 27 Februari 2015.
Pesawat N-219 berkapasitas 19 penumpang yang seluruhnya bikinan Indonesia. Saat ini pembuatan prototipe N0219 sudah 90 persen selesai. Pesawat tersebut dirancang sejak 2007 yang merupakan proyek bersama antara PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Dalam kunjungan itu, Andrinof yakin PT Dirgantara Indonesia mampu bersaing dengan produsen raksasa dunia dalam memproduksi pesawat terbang. "Dari sisi komersial, PT Dirgantara sudah sesuai dengan kebutuhan dan peluang yang ada di Indonesia," ujarnya.
Andrinof juga menyatakan, Bappenas akan mengkaji peran swasta bila dibutuhkan dalam pengembangan pesawat N-219. "Kami akan mengkaji, mana yang bisa dilakukan dengan skema swasta atau pemerintah," katanya.
PT Dirgantara Indonesia, Andrinof menambahkan, sempat mencapai masa kejayaan pada 1990-an. Namun sayang, krisis moneter membuat bisnis ini sempat redup.
Presiden Joko Widodo sempat berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia pada Januari 2015. Jokowi meminta perusahaan agar berfokus mengembangkan pesawat N-219. Pesawat ini dinilai memiliki pasar yang cerah. Namun Jokowi sempat meminta perusahaan mengembangkan pula pesawat berpenumpang 30 orang yang diminati pasar.
Pesawat N-219 berbaling-baling ini direncanakan akan resmi mengudara pada tahun 2017. Pesawat itu ditujukan untuk penerbangan perintis dengan karakteristik landasan pacu pendek dan tidak rata.
