Euforia BI Rate Belum Berakhir, IHSG Dibuka Naik
Editor
Efri NP Ritonga
Jumat, 20 Februari 2015 09:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Euforia pelaku pasar atas penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) pada Rabu lalu belum habis. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia dalam perdagangan akhir pekan ini, Jumat, 20 Februari 2015 dibuka menguat 23,97 poin (0,44 persen) menjadi 5.414,42. Kenaikan ini terutama ditopang oleh saham-saham perbankan.
Saham Bank BRI (BBRI) naik Rp 325 (3 persen) menjadi Rp 12.800 per saham, saham Bank Mandiri (BMRI) tumbuh Rp 225 (2 persen) menjadi Rp 12.150, Bank BCA (BBCA) naik Rp 200 (1,42 persen) menjadi Rp 14.275, dan Bank BNI (BBNI) naik Rp 75 (1,09 persen) menjadi Rp 6.975. Bahkan, saham Bank Jabar-Banten juga naik Rp 15 (2 persen) menjadi Rp 925.
Pada perdagangan Rabu lalu, IHSG mencetak rekor baru di level 5.390,45. Euforia pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin yang telah lama berada di posisi 7,75 persen menjadi 7,5 persen mendorong investor membeli saham secara masif.
Analis dari Millenium Danatama Sekuritas, Muhammad Al’Amin, mengatakan laju penguatan tajam IHSG memang ditopang sentimen positif BI Rate. Investor yang optimistis penurunan BI Rate bakal memicu kinerja pertumbuhan ekonomi memborong saham yang sensitif BI Rate, seperti properti, perbankan, dan otomotif.
“Pemangkasan BI Rate, yang bakal diikuti suku bunga pinjaman, membangun harapan aktivitas ekonomi bakal lebih bergairah,” ujarnya. Khusus perbankan, dengan BI Rate yang lebih rendah, pertumbuhan laju kredit diharapkan meningkat signifikan.
Amin memprediksi euforia BI Rate akan tetap berlanjut pada akhir pekan ini. Meski hanya bergerak terbatas, IHSG diperkirakan berada dalam kisaran level 5.343-5.420. Bila saham sensitif BI Rate mulai menunjukkan tanda jenuh beli, Amin menyarankan agar investor memperhatikan saham konstruksi, seperti WIKA dan PTPP. Secara teknikal, kedua saham yang sedang terkoreksi tersebut berpeluang naik.
EFRI R | MEGEL JEKSON