Senin Pagi Rupiah Menguat Jadi Rp 12.734  

Reporter

Editor

Kurniawan

Senin, 16 Februari 2015 10:33 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah alam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 63 poin menjadi Rp 12.734 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 12.797 per dolar AS.

"Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2014 yang membaik membuat rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS. Membaiknya defisit itu juga bersamaan dengan melemahnya tren penguatan dolar AS di pasar global, sehingga rupiah mampu untuk menguat," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.

Dalam data Bank Indonesia, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2014 mencatat surplus sebesar US$ 2,4 miliar. Surplus itu ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$ 7,8 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar US$ 6,2 miliar (2,81 persen PDB).

Rangga menambahkan, fokus terhadap data ekonomi domestik akan berlanjut, data neraca perdagangan Januari 2015 hingga Bank Indonesia yang akan mengumumkan tingkat suku bunga (BI rate) akan dicermati pasar.

"Data neraca perdagangan diperkirakan masih akan surplus walaupun berpeluang lebih rendah dibandingkan surplus Desember. Hari ini rupiah berpeluang terus menguat terhadap dolar AS," katanya.

Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan aksi ambil untung pelaku pasar uang terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan.

Ia menambahkan, penguatan mata uang rupiah juga dipicu adanya ekspektasi dari kalangan pelaku pasar uang bahwa Bank Indonesia akan memangkas tingkat BI rate. Sedianya, Rapat Dewan Gubernur BI akan dilakukan pada pertengahan pekan ini. BI rate memiliki peluang turun menyusul proyeksi inflasi yang rendah pada tahun ini.

"Turunnya BI rate dapat mendorong konsumsi masyarakat meningkat, yang pada gilirannya akan membantu pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

22 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya