TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah alam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 63 poin menjadi Rp 12.734 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 12.797 per dolar AS.
"Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2014 yang membaik membuat rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS. Membaiknya defisit itu juga bersamaan dengan melemahnya tren penguatan dolar AS di pasar global, sehingga rupiah mampu untuk menguat," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.
Dalam data Bank Indonesia, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2014 mencatat surplus sebesar US$ 2,4 miliar. Surplus itu ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$ 7,8 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar US$ 6,2 miliar (2,81 persen PDB).
Rangga menambahkan, fokus terhadap data ekonomi domestik akan berlanjut, data neraca perdagangan Januari 2015 hingga Bank Indonesia yang akan mengumumkan tingkat suku bunga (BI rate) akan dicermati pasar.
"Data neraca perdagangan diperkirakan masih akan surplus walaupun berpeluang lebih rendah dibandingkan surplus Desember. Hari ini rupiah berpeluang terus menguat terhadap dolar AS," katanya.
Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan aksi ambil untung pelaku pasar uang terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan.
Ia menambahkan, penguatan mata uang rupiah juga dipicu adanya ekspektasi dari kalangan pelaku pasar uang bahwa Bank Indonesia akan memangkas tingkat BI rate. Sedianya, Rapat Dewan Gubernur BI akan dilakukan pada pertengahan pekan ini. BI rate memiliki peluang turun menyusul proyeksi inflasi yang rendah pada tahun ini.
"Turunnya BI rate dapat mendorong konsumsi masyarakat meningkat, yang pada gilirannya akan membantu pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.
ANTARA
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
22 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
4 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
4 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
5 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
5 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
6 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya