Pemerintah Genjot Produksi Pertamax  

Selasa, 30 Desember 2014 12:59 WIB

Ilustrasi Bahan Bakar Minyak Pertamax habis. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan pemerintah terus meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Ron 92 atau Pertamax dalam dua tahun ke depan. Upaya ini untuk menjawab rencana pemerintah mengurangi konsumsi Ron 88 atau Premium.

"Jika trennya seperti itu, ya, Pertamina harus menyiapkan untuk kebutuhan masyarakat," ujar Dwi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Pertamina dan Pemerintah Rapat Soal Subsidi)

Menurut Dwi, saat ini rata-rata produksi Pertamax dalam negeri baru mencapai 1.500 barel per hari. Jumlah ini baru 40-50 persen dari kebutuhan Pertamax nasional. Sementara itu, produksi Premium dalam negeri sudah mencapai 5.200 barel per hari. Untuk itu, Pertamina terus berupaya meningkatkan upgrade produksi dalam negeri, sehingga rencana penghapusan Premium dapat terwujud. "Program upgrading kita harapkan akan naik jadi 80 persen," tuturnya.

Dwi menyatakan, sebagai perusahaan milik negara, Pertamina siap menjalankan permintaan pemerintah untuk melayani kebutuhan masyarakat. "Pemerintah memang sedang berpikir keras untuk mencari cara terbaik dalam tata kelola energi," katanya. (Baca: BPH Migas Jamin Jatah BBM Bersubsidi Tidak Jebol)

Namun mantan Direktur PT Semen Indonesia (Persero) ini enggan menanggapi pertanyaan wartawan soal kapan perubahan harga dan penetapan subsidi tetap BBM. "Kita tunggu pengumuman yang akan disampaikan pemerintah," ujarnya.

Menteri Keuangan Bambang Soemantri Brodjonegoro juga lebih memilih bungkam saat dimintai tanggapannya ihwal rencana perubahan harga dan pemberian subsidi tetap BBM oleh pemerintah. "Pokoknya, Menteri ESDM yang umumkan," tuturnya sambil memasuki kendaraan dinas. (Baca: Premium Tetap Tersedia di 2015)

JAYADI SUPRIADIN


Berita Terpopuler
Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC
Cela AirAsia di Medsos, Seorang Netizen Dirisak
Jejak Air Asia Terlacak di Bangka Belitung ?
Air Asia Hilang, Ahok: Laut Belitung Banyak Jin

Berita terkait

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

21 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

44 hari lalu

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

PT Pertamina (Persero) melangkah maju dengan strategi pertumbuhan ganda untuk mempertahankan kebutuhan energi nasional.

Baca Selengkapnya

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

48 hari lalu

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

Pengamat politik Adi Prayitno, menilai bagi-bagi jabatan komisaris BUMN ke para pendukung Prabowo-Gibran adalah balas budi politik dan alamiah.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

27 Februari 2024

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya