Anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim (kanan), menyampaikan pendapatnya disaksikan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kiri) saat diskusi di Jakarta, 27 Desember 2014. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menyebutkan harga bahan bakar minyak beroktan 88 berada di "ruang gelap". Bensin jenis ini tidak memiliki pasar di luar negeri, sehingga tidak ada acuan harga yang pasti. (Lima Bulan Lagi, Impor Premium Distop)
Hal itulah yang menurut Faisal membuat praktek mafia migas subur. Mereka menentukan harga produk ron 88 tidak melalui pasar. (Pertamax Bakal Disubsidi Rp 500 per Liter)
Karena itu, dalam diskusi energi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Desember 2014, Faisal menyarankan menghapus bahan bakar minyak jenis Premium. Ia menilai penurunan harga minyak dunia saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk itu. (Faisal Basri: Indonesia Satu-satunya Pengimpor RON 88)
Faisal yakin pemerintah dan masyarakat akan untung dengan menghilangkan bensin jenis Premium. Alasannya, dengan harga yang sama, masyarakat bisa menggunakan bensin yang lebih baik dari Premium. "Rakyat bisa dapat bensin lebih baik dengan harga Rp 8.500 setara Pertamax," katanya. (Bahas Mafia Migas, Faisal Basri Sambangi KPK)
Dengan menghilangkan Premium, Tim Reformasi menyarankan pemerintah untuk mengalihkan subsidi ke bahan bakar beroktan 92, seperti Pertamax. Faisal sepakat jika subsidi Pertamax tidak diberikan kepada kendaraan dengan pelat hitam, melainkan kepada angkutan transportasi. (Tim Anti-Mafia Migas: Stop Impor Premium!)
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
22 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.