Ikut Gaya Jokowi, Menteri Amran Janji Swasembada  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 22 Desember 2014 17:27 WIB

Para warga adat mengusung padi (rengko) saat mengikuti arak-arakan pada puncak Upacara Seren taun di Kampung Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Minggu (2/9). Upacara seren taun yang digelar oleh masyarakat Kasepuhan Adat Banten Kidul ini merupakan bentuk syukuran atas panen yang mereka peroleh selama setahun. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan akan mengusahakan swasembada padi, jagung, dan kedelai. Ia tengah mengusahakan pembenahan faktor-faktor yang menghambat selama ini.

"Semua, khususnya kedelai, memang butuh perhatian serius. Agak berat, namun akan terus kita usahakan," katanya di kantornya, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 22 Desember 2014. (Baca: Jokowi Bangun 13 Waduk Tahun 2015, di Mana Saja?)

Saat ini, produksi kedelai dalam negeri sebesar 700-800 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhan industri 2,5 hingga 2,7 juta ton per tahun. Pemerintah masih harus mengimpor 1,2-1,5 juta ton kedelai untuk mencukupi kebutuhan.

Adapun kendala yang menghambat swasembada selama ini terdiri dari beberapa faktor. Selama blusukan ke berbagai daerah di Indonesia, mirip gaya Presiden Jokowi, Amran menemukan 52 persen irigasi di Indonesia rusak. Dari area irigasi seluas 7,1 juta hektar, selain rusak, ia menemukan alat-alat yang tak direhabilitasi selama 25 tahun lebih dengan pemeliharaan yang kurang baik. (Baca: Jokowi: Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi, Faktanya..)

Dilihat dari faktor serapan benih, angka serapan termasuk rendah yaitu sekitar 20 persen dari Rp 1,56 triliun yang dijatahkan. Distribusi pupuk yang rendah dan kerap terlambat berpengaruh besar pada produktivitas. "Di seluruh daerah, selalu bermasalah. Anggap saja kalau telat dua minggu, bisa menyebabkan panen tertunda setahun," kata Amran.

Menurut perhitungannya, produksi yang tertunda karena keterlambatan dapat mencapai satu ton. Apabila hasil produksi separuh daerah di Indonesia yang diperkirakan mencapai 5 juta ton, maka angka produktivitas akibat keterlambatan tersebut bisa mencapai 5 juta ton. "Sudah bisa untuk swasembada itu," katanya.

Adapun rumah tangga petani selama sepuluh tahun terakhir ini terus menurun. Dari angka 31 juta menjadi 26 juta pada 2014. Angka ini berpengaruh pada produktivitas hasil pertanian. Ke depannya, Amran akan terus membenahi masalah ini dengan memberikan dukungan pada petani lokal dan memberikan teknologi yang dibutuhkan. (Baca: Amran Yakin Indonesia Segera Swasembada Beras)

URSULA FLORENE SONIA

Berita terpopuler:
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Premium Dihentikan, Menteri Energi Tanya Rini Soemarno
Lima Bulan Lagi, Impor Premium Distop




Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

9 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

2 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

11 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

11 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya