TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan saat ini Indonesia dan negara yang tergabung dalam G20 berada dalam posisi saling membutuhkan. (Baca: Investasi Infrastruktur, Fokus Jokowi di G20)
"Prioritas G20 sangat relevan dengan apa yang ditargetkan pemerintah Indonesia, seperti mengurangi jumlah pengangguran, menghapus hambatan perdagangan, dan meningkatkan investasi di bidang infrastruktur," ujar Mahendra dalam acara bertajuk "Indonesia in the G-20 Era: What Has Been Achieved and the Agenda Forward" di Jakarta, Kamis, 6 November 2014. (Baca: Apa saja Target Pertemuan G20 di Brisbane?)
Menurut Mahendra, Indonesia perlu terlibat aktif dalam pertemuan G20 demi mengangkat kepentingan nasional dan negara berkembang ke panggung internasional. "Indonesia pernah menyuarakan pentingnya meningkatkan investasi infrastruktur dan menjadikannya sebagai salah satu topik utama dalam diskusi G20 dan beberapa pertemuan global lain," ujarnya. (Baca: Forum G20 Sudah Mulai Turun Pamor?)
Dia mengatakan pertemuan tersebut sangat menguntungkan Indonesia karena di awal masa jabatan Jokowi bisa langsung bertemu dengan 20 pimpinan negara. "Yang terpenting adalah tetap konsisten dalam berkomitmen dan menghadapi tantangan ekonomi global yang kian besar," ujarnya.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pertama yang diadakan di Washington, Amerika Serikat (AS), dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar karena pertemuan itu secara intens membahas krisis keuangan global di 2008. KTT kedua disusul empat bulan kemudian di London, Inggris, dengan hasil pencapaian yang lebih kuat, yakni memberikan stimulus kebijakan moneter sebesar US$ 1,1 triliun, menciptakan dewan stabilisasi keuangan. KTT juga setuju untuk memperbaiki kuota Dana Moneter Internasional (IMF) dan hak suara, meninggalkan proteksionisme perdagangan, dan mendukung aksi melawan tax havens.
AMOS SIMANUNGKALIT
Topik terhangat:
TrioMacan Dibekuk | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Yusril Ihza Kritik Tiga Kartu Jokowi
Tidur di Rapat Paripurna, Adian: Itu Leyeh-leyeh
Berita terkait
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?
8 jam lalu
Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaRespons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
8 jam lalu
Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi
9 jam lalu
Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?
Baca SelengkapnyaHabiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014
9 jam lalu
Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024
9 jam lalu
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY
9 jam lalu
Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo
10 jam lalu
Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaFakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun
10 jam lalu
Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah
13 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan
Baca SelengkapnyaJokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis
13 jam lalu
Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.
Baca Selengkapnya