Petugas melakukan pengecekan kapal feri saat sidak arus mudik lebaran di Pelabuhan Lembar, Gerung, Lombok Barat, NTB, Rabu (31/7). ANTARA/Ahmad Subaidi
TEMPO.CO, Denpasar - Mendukung konsep tol laut yang diusung pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III melakukan optimalisasi aktivitas bongkar-muat di pelabuhan-pelabuhan kecil. Tahun depan, Pelindo III akan menambah investasi alat bongkar-muat crane di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin; Pelabuhan Lembar, Lombok Barat; Pelabuhan Batulicin, Kalimantan Selatan; dan Pelabuhan Tenau, Kupang.
"Semua pelabuhan akan kami tingkatkan," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto saat Forum Komunikasi Dewan Komisaris PT Pelindo I, II, III, dan IV di Denpasar, Jumat, 17 Oktober 2014. (Baca berita sebelumnya: Bangun Tol Laut, Jokowi-Kalla Butuh Rp 31 triliun)
Djarwo menjelaskan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, mendapat tambahan empat container crane baru pada April 2015. Adapun Lembar dan Batulicin akan memperoleh tambahan fixedcrane pada akhir Januari 2015, sehingga mempersingkat aktivitas bongkar-muat dari tiga hari menjadi sehari. "Untuk Pelabuhan Tenau kami tambah crane karena Pelabuhan Tanjung Perak dapat tambahan dua container crane baru," katanya.
Pengembangan kapasitas pelabuhan kecil juga diantisipasi dengan menambah terminal baru. Djarwo mencontohkan Pelabuhan Lembar yang telah sempit. Perseroan membeli 25 hektare di kawasan Gili Mas untuk dibangun terminal baru. "Keuntungannya, di sana kedalamannya lebih bagus karena dekat dengan laut." (Baca: Konsep Tol Laut Jokowi Dinilai Tak Layak)
Menurut Djarwo, semangat konsep tol laut perlu didukung konektivitas jalur logistik di Indonesia agar tidak terpusat di wilayah tertentu. Kurangnya konektivitas menyebabkan Logistic Performance Index (LPI) tahun 2014 Indonesia hanya berada di peringkat 53 dunia, di bawah Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand (35).
Konektivitas di Indonesia juga masih bergantung pada kondisi di pelabuhan sekitar Surabaya. Sebab terdapat 11 perusahaan pelayaran yang berkantor pusat di sana. "Bahkan ada 32 rute kapal di Tanjung Perak, sementara Tanjung Priok hanya 20 rute," kata Djarwo. (Baca juga: Jokowi Kembali Beberkan Konsep Tol Laut)