Rini dan Lutfi Bersaing untuk Jabatan Menperindag  

Reporter

Rabu, 15 Oktober 2014 06:01 WIB

Jokowi-Jusuf Kalla, beri keterangan pers usai pertemuan tertutup, di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jakarta, 15 September 2014. Jokowi umumkan susunan kabinetnya akan terdiri dari 34 kementerian yang akan diisi oleh 18 kalangan profesional dan 16 kalangan profesional partai politik. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Rini Soemarno yang saat ini menjabat Ketua Tim Transisi dikabarkan masuk dalam bursa calon menteri di pemerintah presiden terpilih Joko Widodo. Politikus yang tak mau disebutkan namanya mengatakan Rini diajukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai calon Menteri Perindustrian dan Perdagangan. (Baca: Sri Mulyani Calon Menteri, DPR: Rakyat Dikibuli)

Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Rini pernah menduduki jabatan tersebut. Ia dikabarkan bakal kembali menempati posisi itu. "Dia di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan," ujarnya, Selasa, 14 Oktober 2014. (Baca: Kabinet Jokowi, Nama Sri Mulyani dan Jonan Mencuat)

Rini tak hanya dijagokan karena pengalamannya. Ia digadang-gadang lantaran pemerintahan Jokowi mewacanakan peleburan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, seperti yang pernah diterapkan pada masa pemerintahan Megawati. (Baca juga: Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi)

Selain Rini, nama Menteri Perdagangan saat ini, Muhammad Lutfi, juga masuk nominasi. Namanya disodorkan lewat jalur koneksi wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla. "Belum tahu siapa yang bakal dipilih. Dua-duanya punya peluang yang sama besar," tutur politikus tersebut.

Nama Lutfi disebut pula oleh Menteri Perindustrian M.S Hidayat. Ada kemungkinan bekas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini termasuk nama yang dicalonkan untuk menduduki jabatan Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Saat dikonfirmasi, Deputi Tim Transisi Eko Putro Sandjojo mengatakan belum mengetahui nama-nama yang akan dipilih oleh Jokowi. "Selama ini ketika membahas kriteria menteri, Jokowi tak pernah menyebutkan nama," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 13 Oktober 2014.

Menurut dia, Menteri Perdagangan dan Perindustrian-nya harus memenuhi tiga kriteria: memiliki kepemimpinan, integritas, serta rekam jejak yang baik. Hal itu diperlukan karena, menurut kajian Tim Transisi, seorang menteri harus berkoordinasi dengan lebih dari sepuluh kementerian.

Eko menuturkan partainya tak keberatan jika nanti Jokowi memilih Menteri Perindustrian dan Perdagangan dari kalangan profesional, bukan dari partainya. "Itu hak prerogatifnya presiden. Namun kami (PKB) siap jika harus dilibatkan dalam kabinet Jokowi," katanya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Deputi Tim Transisi Bidang Infrastruktur Akbar Faisal. Dia belum mengetahui bahwa M. Lutfi merupakan kandidat Menteri Perindustrian dan Perdagangan. "Kami tidak membicarakan nama dengan Jokowi," ujarnya.

Menurut Akbar, seorang Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang baru harus pandai dalam perdagangan, sehingga dapat memberikan devisa bagi negara. "Menteri yang baru nanti harus seorang marketer yang hebat," kata politikus Partai NasDem itu.

RIKY FERDIANTO | GANGSAR PARIKESIT

Berita Terpopuler
Pendiri Facebook Temui Jokowi, VOA Islam Berang
Komentari FPI, Megawati Ditanya Balik
3 Orang Ini Calon Kuat Jaksa Agung Kabinet Jokowi

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

2 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya