TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) membuat kurs dolar terhadap sejumlah mata uang, termasuk rupiah, menguat. Walhasil, sepanjang perdagangan pada Jumat, 10 Oktober 2014, rupiah melemah.
Rupiah yang masih minim dukungan sentimen positif tersebut ditutup melemah 36,2 poin (0,30 persen) ke level 12.222,5 per dolar. Menurut analis dari Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, laju rupiah terimbas pernyataan Draghi yang mengisyaratkan rendahnya prospek perekonomian zona Eropa ke depan. (Baca: DPR Akur, Chairul Yakin Pasar Bakal Pulih)
Draghi, yang percaya masalah perekonomian Eropa bersumber dari problem struktural, berpendapat bahwa program stimulus moneter ECB tidak akan bermanfaat signifikan tanpa agenda reformasi strukutural di 18 negara anggota zona Eropa. “Efek pernyataan Draghi, penguatan dolar kembali melemahkan sebagian kurs regional dan rupiah,” ujar Daru. (Baca: Rupiah Melemah, Jokowi Kritik DPR)
Selain rupiah, pada penutupan perdagangan kurs, won juga terkoreksi 0,57 persen ke level 1.070,45 per dolar. Sedangkan Ringgit melemah 0,43 persen pada level 3,2578 per dolar.
Penguatan dolar disinyalir pula akibat turunnya klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat (unemployment claims) ke level 287 ribu. Angka klaim pengangguran yang berhasil melampaui konsensus banyak kalangan tersebut mendorong mayoritas investor mempercayai kinerja perekonomian AS yang terus menunjukkan perbaikan.