Ini Simulasi Kenaikan Harga BBM Versi Tim Transisi  

Reporter

Jumat, 29 Agustus 2014 03:57 WIB

Petugas berdiri samping mesin pengisian BBM di SPBU Maya Tegal, Jawa Tengah, 23 Agustus 2014. Akibat pembatasan pasokan BBM dari Pertamina, menyebabkan kendaraan terpaksa mengisi BBM jenis Pertamax. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi tim transisi Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, menyatakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah melakukan simulasi kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar Rp 500-3.000 per liter. Simulasi itu terkait pula dengan waktu kenaikan harga BBM. (Baca: PKS Tantang PDIP Konsisten Soal BBM)

Simulasi tersebut, kata Andi, juga memprediksi ekonomi makro Indonesia setelah kenaikan harga BBM. "Misalnya, inflasi melonjak tinggi pada Januari, belanja kebutuhan dan proyek pada Desember serta Lebaran yang berkaitan dengan liburan sekolah," ujar Andi. (Baca: M.S. Hidayat Yakin SBY Menaikkan Harga BBM)

Simulasi ini menyangkut nilai tukar rupiah dan pengetatan BBM, misalnya, di SPBU jalan tol serta di wilayah Jakarta. Dalam simulasi itu, pemerintah juga menyiapkan bantalan sosial. (Baca: M.S. Hidayat Yakin SBY Menaikkan Harga BBM)

Adapun deputi tim transisi lainnya, Hasto Kristiyanto, menuturkan belum mencermati soal perlu atau tidaknya harga BBM bersubsidi dinaikkan. Menurut dia, masih ada opsi lain untuk menghemat anggaran. Namun, bila dinaikkan, kata Hasto, ada beberapa alasan yang wajar dengan pilihan itu. (Baca: JK: Kami Siap kalau SBY Ragu Naikkan Harga BBM)

"Ada dua hal yang mendasari pemerintah dalam mengambil sikap tersebut," ujar Hasto ketika ditemui di rumah transisi, Kamis, 28 Agustus 2014. Pertama, terkait dengan keseimbangan primer yang negatif karena kebutuhan belanja lebih besar, sehingga menimbulkan defisit.

Bahkan Hasto mengatakan pembiayaan keuangan negara lebih banyak untuk menutup atau membayar bunga utang yang sudah ada melalui utang baru. Menurut dia, solusi terburuknya adalah dengan mengeluarkan surat utang negara.

Alasan kedua kenaikan BBM adalah net impact, surplus penerimaan sektor minyak dan gas, yang bersifat positif. Saat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menolak kenaikan harga BBM, kata Hasto, net impact migas masih positif. "Total penerimaan migas ditambah PPH migas dikurangi dana bagi hasil dan subsidi itu sudah negatif."

PT Pertamina (Persero) menyatakan adanya potensi kuota BBM subsidi yang jebol akan menambah beban anggaran. Pertamina memperkirakan potensi over kuota hingga akhir tahun berkisar 1,35-1,5 juta kiloliter.

Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko sebelumnya mengatakan pemerintah hanya perlu menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 500 per liter. "Masyarakat aman dan pemerintah tidak terkena beban subsidi," ujarnya pada Rabu, 27 Agustus 2014.

Namun simulasi tersebut harus dilakukan mulai 1 September 2014. Suhartoko tak merinci besaran tambahan anggaran jika kenaikan direalisasikan semakin mundur. "Ya, intinya, kalau makin mundur keputusan, makin besar kenaikan."

SUNDARI

Berita Terpopuler
Kenapa Prabowo Tolak Berpidato Seusai Putusan MK?
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Fadli Zon dan Muzani Rebutan Kursi Wakil Ketua DPR
SBY-Jokowi Tidak Hanya Bahas BBM
Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

9 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

13 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya