Warga menunggu kiriman BBM jenis Premium yang telah habis di SPBU di Jalur Pantura, Indramayu, Jawa Barat, 24 Agustus 2014. ANTARA/Dedhez Anggara
TEMPO.CO, Bogor - Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bogor yang berlokasi dekat jalan tol dipadati antrean kendaraan roda empat. Antrean panjang tersebut merupakan dampak pelarangan penjualan BBM bersubsidi di SPBU dalam kawasan rest area jalan tol. (Baca: Beli BBM Bersubsidi, Pengendara Antre Empat Jam)
"Antrean panjang kendaraan yang akan mengisi Premium ini sudah sepekan terjadi," kata Manajer SPBU di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Joko Praptono, Senin, 25 Agustus 2014.
Selain antrean panjang, peningkatan permintaan Premium juga terjadi di SPBU tersebut dibandingkan sebelumnya. "Biasanya kendaraan pribadi rata-rata mengisi Premium hanya Rp 100 hingga 150 ribu, tapi sekarang rata-rata beli Rp 200 hingga 300 ribu per mobil," kata Joko. (Baca: BBM Bersubsidi Mulai Langka di Padang)
Padahal, ungkap dia, pihak Pertamina hanya memberikan kuota Premium bersubdisi untuk SPBU tersebut sebanyak 40 kiloliter per hari. Sedangkan dalam kurun satu pekan terakhir, permintaan Premiun mencapai 44 kiloliter per hari. "Sebelumnya permintaan Premium paling-paling hanya 35-38 kiloliter per hari," Joko menambahkan.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) memberlakukan pembatasan pemesanan BBM Premium dan solar. "Tidak bisa sesusi kebutuhan dan pesanan kita," kata Joko. (Baca: Beli BBM Bersubsidi, Pengendara Antre Empat Jam)
Bima Firmansyah, 37 tahun, salah satu pengemudi yang hendak berangkat ke Jakarta memilih untuk terlebih dahulu untuk mengantre di SPBU itu demi mendapatkau BBM Premium. Ia tidak ingin mengambil risiko mobilnya kehabisan Premium di jalan tol, "Tidak apa-apa antre Premium juga, asal sampai ke tujuan. Daripada harus isi Pertamax di rest area, kan harganya hampir dua kali lipat," ujarnya.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.