Besok, Uang NKRI Diperlihatkan ke Publik  

Minggu, 17 Agustus 2014 07:53 WIB

Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang Baru

TEMPO.CO, Makassar - Uang baru NKRI saat ini sudah didistribusikan ke beberapa daerah untuk selanjutnya diresmikan penggunaannya pada Senin, 18 Agustus 2014. Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Harymurthy Gunawan mengatakan kantor perwakilan Bank Indonesia sudah menerima sejumlah uang NKRI.

"Seharusnya tanggal 17 Agustus (hari ini) bertepatan dengan perayaan kemerdekaan. Tapi di hari tersebut libur," ujar Harymurthy kepada Tempo, Selasa lalu.

Harymurthy menuturkan kantor perwakilan Sulawesi, Maluku, dan Papua menerima 160 peti uang NKRI pecahan Rp 100 ribu. Uang ini sudah didistribusikan ke Kota Kendari, Ambon, dan Kupang masing masing 30 peti. Sedangkan Makassar diberi jatah 40 peti. "Nominalnya kami belum tahu karena belum bisa dibuka."

Menurut Harymurthy, uang NKRI pada dasarnya tidak berbeda dengan uang yang selama ini beredar. Desain dan sistem pengamanannya masih sama. Hanya saja, pemerintah mulai mengimplementasikan Undang-Undang Mata Uang yang mewajibkan Menteri Keuangan ikut menandatangani spesimen uang di samping Gubernur Bank Indonesia. "Filosofinya, uang mewakili negara, sehingga siapa pun yang memiliki uang memiliki hak tagih ke penerbit dalam rangka moneterisasi, sebagai alat bukti pembayaran," tuturnya.

Setelah diperkenalkan ke masyarakat besok, uang ini segera didistribusikan melalui sejumlah bank. Karena jumlahnya masih terbatas, Bank Indonesia akan memberikan jatah bagi setiap bank agar semua kebagian. "Untuk pengambilannya pun mudah. Sama saja dengan pengambilan uang hasil cetak sempurna yang baru. Setor dan bayar jika mau ambil," kata Harymurthy.

Setelah uang NKRI beredar, secara perlahan uang yang lama akan ditarik. Jadi, uang tidak layak edar akan diganti dengan uang ini. "Tapi, karena jumlah uang NKRI masih terbatas, otomatis penggantian juga bertahap," ujar Harymurthy. Ia menyebut uang lusuh yang tak layak pakai banyak beredar di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

MUHAMMAD YUNUS



Terpopuler:

Tim Prabowo Gugat KPU Lagi, Kali Ini ke PN Jakpus
Refly Harun Prediksi MK Tolak Gugatan Prabowo
Kubu Prabowo: Masih Cukup Waktu untuk Pemilu Lagi
Tim Transisi: Gerak Jokowi Terkunci RAPBN 2015
Kurikulum 2013, Jokowi Tolak Sekolah di Hari Sabtu




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya