Krisis Ukraina Mereda, Rupiah Masih Konsolidasi  

Reporter

Rabu, 13 Agustus 2014 06:20 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih bergerak mendatar merespons ketegangan militer di Ukraina yang terus mereda. Setelah memulangkan pasukannya dari perbatasan Ukraina timur, tindakan pemerintah Rusia, yang justru mengirimkan bantuan kemanusiaan ke sana, menguatkan ekspektasi bahwa konflik bersenjata tersebut akan segera berakhir.

Pada Selasa, 12 Agustus 2014, rupiah melemah tipis 11,2 poin (0,1 persen) pada level 11.688,7. Analis valuta asing, Lindawati Susanto, mengakui laju pergerakan kurs regional dan rupiah masih dipengaruhi oleh ketegangan Ukraina yang mereda. Tingkat ketidakpastian global, yang dianggap mulai berkurang, membuat investor tak ragu mengakumulasi aset-aset negara berkembang yang lebih berisiko. “Meredanya situasi di Ukraina membuat rupiah masih mampu bergerak mendatar,” ujarnya. (Baca juga: Menkeu: Subsidi BBM Turun, Defisit APBN 2015 Terpangkas)

Menurut Lindawati, rupiah juga diuntungkan oleh situasi politik di dalam negeri. Keterangan saksi kubu Prabowo, yang lemah dalam sengketa pemilihan umum presiden, membuat banyak pihak memprediksi pemilihan presiden akan dimenangi Joko Widodo. Pertemuan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dengan Jokowi yang berlangsung tiga jam bahkan menyebabkan sebagian investor meyakini Jokowi bakal menjadi presiden. “Laju rupiah masih merespons sentimen pilpres,” tuturnya. (Baca juga: Aksi Beli Berlanjut, Pergerakan IHSG Positif).

Dari luar negeri, arah penguatan dolar sebenarnya didukung oleh kekhawatiran krisis keuangan Eropa yang kembali menguat. Sikap bank sentral Portugal, yang berniat mengurangi dana talangan untuk penyelamatan Banco Esprito yang sedang mengalami kesulitan keuangan, membuat investor khawatir akan potensi terjadinya krisis perbankan. Seperti diketahui, bank sentral menurunkan dana talangan Banco Esprito dari 4,9 miliar menjadi 3,9 miliar euro. (Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Pekan Ini).

Meski demikian, akibat masih minimnya rilis data ekonomi Amerika Serikat, laju dolar masih berpeluang berbalik arah. Pasalnya, dengan semakin meredanya eskalasi geopolitik global, investor kembali optimistis mengumpulkan portofolio keuangan yang berisiko. Pada hari ini, Rabu, 13 Agustus 2014, rupiah pun diprediksi masih akan bergerak konsolidatif pada kisaran level 11.650-11.800 per dolar.

MEGEL JEKSON

Berita Terpopuler
Gabung ISIS, Teroris Bom Bali Ini Tewas
Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?
Robin Williams Alami Depresi, Diduga Bunuh Diri
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya