TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menyatakan impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog segera terealisasi. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan beras sebanyak 50 ribu ton sudah dalam perjalanan menuju Indonesia. (Baca: El Nino, ImporBeras Dicicil Sejak Tahun Ini)
"Ini untuk antisipasi kekurangan atas tingginya permintaan," ujar Lutfi di Kementerian Perdagangan, Jumat, 8 Agustus 2014.
Menurut Lutfi, beras impor yang masuk dari Vietnam itu untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan beras. Apalagi Indonesia baru saja melalui hari raya Idul Fitri. "Stok yang ada di Bulog sebelumnya untuk raskin, sedangkan ini untuk mengatasi di luar kebutuhan biasa," tuturnya. (Baca: Bulog ImporBeras 50 Ribu Ton)
Kendati demikian, Lutfi mengatakan Bulog saat ini masih terus menghitung kebutuhan beras hingga akhir tahun. Termasuk kemampuan yang dimiliki pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pemerintah telah menugaskan Bulog untuk mengimpor beras, menyusul hasil Angka Ramalan I yang dirilis Badan Pusat Statistik Juli lalu. BPS menyatakan produksi beras akan mencapai 69,78 juta ton atau turun 1,98 peren dari tahun lalu sebanyak 71,28 juta ton. (Baca: Pemerintah Diminta Bersiap Hadapi El Nino)
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, izin impor beras yang diberikan kepada Bulog untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan mencapai 500 ribu ton. Izin tersebut terdiri atas beras medium (pecah maksimal 25 persen) sebanyak 300 ribu ton dan beras premium (pecah maksimal 5 persen) seberat 200 ribu ton.
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
12 jam lalu
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024