Jokowi Prioritaskan Berantas Mafia Migas  

Reporter

Kamis, 31 Juli 2014 08:50 WIB

Gubernur DKI Jakarta sekaligus Presiden terpilih Joko Widodo berjalan menuju gedung DPRD dari Balai Kota, Jakarta, 23 Juli 2014. Jokowi yang mulai cuti akhir Mei lalu, kembali bertugas dan bertemu kembali wakilnya Basuki Tjahja Purnama aka Ahok. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi akan memprioritaskan pemberantasan mafia minyak dan gas bumi (migas) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut dia, praktek mafia migas di Kementerian Energi sudah sangat kuat dan merugikan negara.

Untuk membersihkan dari praktek mafia di sektor migas, ujar Jokowi, Kementerian Energi harus dipimpin seorang yang memiliki integritas. “Perlu ada pemimpin dengan leadership yang kuat,” ujarnya di Solo, 26 Juli 2014.

Menurut dia, nantinya menteri yang memimpin Kementerian Energi mampu bekerja dengan cepat dan membereskan persoalan. Selama ini praktek mafia migas bebas berkeliaran di Kementerian akibat lemahnya pengawasan. "Kita sering kedodoran di manajemen pengawasan," tuturnya. (Baca: Jokowi: Banyak Mafia di Kementerian ESDM)

Selain Kementerian Energi, Jokowi juga memprioritaskan pembenahan di Kementerian Pertanian yang sebelumnya terkait dengan praktek kotor impor daging sapi. Menurut dia, dua kementerian ini menjadi prioritas sesuai dengan visi dan misi Jokowi-Jusuf Kalla.

Dituding lembaganya menjadi sarang mafia migas, juru bicara Kementerian Energi, Saleh Abdurrahman, membantahnya. "Jangan hanya duga-duga. Silakan dibuktikan kalau memang punya datanya. Kita bongkar bareng-bareng," katanya kepada Tempo, 30 Juli 2014.

<!--more-->

Saleh bingung dan tidak mengetahui bagaimana indikator seorang mafia migas. Namun dia mengakui bahwa kegiatan impor minyak berpotensi terjadinya permainan oknum tertentu. Maklum saja, ujar Saleh, setiap hari nilai impor minyak mentah dan BBM sekitar Rp 1 triliun. "Tapi kan sekarang Pertamina sudah impor langsung dari perusahaan minyak, bukan dari trader.

Dalam dalam debat calon presiden awal Juli, Jokowi bersama pasangannya berkomitmen memberantas mafia migas yang dinilai merugikan negara. Dalam debat tersebut, Jokowi menyatakan tak akan takluk dengan para mafia migas dan kelompok kepentingan yang selama ini menguasai perdagangan minyak mentah dan bahan bakar minyak. “Saya hanya tunduk kepada konstitusi dan kehendak rakyat,” tuturnya. (Baca: Kriteria Menteri Pertanian dan ESDM Versi Jokowi)

Pengamat minyak dan gas bumi dari Center for Petroleum and Energy Economics Studies, Kurtubi, mendukung pemberantasan mafia migas yang dicanangkan Jokowi. Menurut catatan Kurtubi, praktek mafia migas melalui pengadaan minyak mentah dan BBM merugikan anggaran sekitar Rp 25-50 triliun per tahun. Hitungan tersebut berasal dari biaya markup harga minyak dan keterlibatan pihak ketiga. (Baca juga: Habis 2021, Kontrak Freeport Berubah Jadi IUPK)

ALI NUR YASIN | ANANDA TERESIA | DEWI SUCI RAHAYU



Berita Lainnya:
Puncak Macet Total, Mobil Diminta Balik ke Jakarta
Akhiri Tabu, Cina Usut Korupsi 'Kamerad' Partai
Ini Teknik Mengetahui Dalang di Balik Situs Palsu
Diusulkan Jadi Menkes, Ribka Tunggu Sikap Jokowi
Polri: Kami Tak Berhubungan dengan Smith & Wesson

Berita terkait

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

49 menit lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

5 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

5 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

6 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

6 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

8 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

16 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya