Mudik 2014, Peluang Pengusaha Bus Lebih Besar

Selasa, 15 Juli 2014 05:10 WIB

Suasana H-3 Lebaran di dalam terminal bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur (5/8). Jumlah penumpang angkutan bus pada arus mudik 2013 berkurang karena maraknya program mudik bersama yang diselenggarakan sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO , Jakarta:Musim mudik lebaran tahun ini, perusahaan otobus sedikit bisa bernafas lega. Sebab, mereka mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menangguk untung dibandingkan tahun kemarin.



Ketua DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda), Eka Sari Lorena mengatakan, tahun ini jumlah perusahaan yang menggelar acara mudik bareng gratis berkurang. Akibatnya, peluang perusahaan bus reguler untuk meraup lonjakan jumlah penumpang pemudik lebih besar.



Tahun lalu, peluang pengusaha angkutan darat untuk menangguk untung berkurang karena berdekatan dengan musim pemilihan umum. Sebab, banyak partai-partai politik yang selenggarakan mudik gratis sebagai bagian dari kampanye. Celakanya, banyaknya ajang mudik gratis oleh partai politik itu tak berkoordinasi dengan DPP Organda. Perusahaan otobus reguler pun hanya gigit jari tak kebagian rejeki. Rejeki mengalir kebanyakan untuk bus-bus parwisata.

"Yang terkena imbasnya langsung adalah perusahaan bus reguler jarak dekat dan menengah. Mudik gratis kebanyakan untuk jarak-jarak itu. Sedangkan untuk jarak jauh, jarang," kata Eka Sari Lorena saat dihubungi Senin 14 Juli 2014.



Selain faktor pemilu yang hampir sudah usai, peluang untung perusahaan otobus tahun ini, juga muncul dari harga avtur yang kian melambung. Melambungnya harga avtur itu, membuat maskapai lebih banyak gunakan tarif atas. Akibatnya harga tiket jadi tak terbeli. "Kalau berangkat sendirian, mungkin tak terasa. Tapi kalau tiket untuk seluruh keluarga, akan menjadi berat," terang Eka.

Jika tiket pesawat sudah tak terbeli, penumpang biasanya beralih ke kereta api. Tapi moda transportasi ini mempunyai kapasitas yang terbatas. Apalagi sejak 2011 lalu, PT KAI tidak menjual tiket berdiri. Mau tak mau penumpang akhirnya akan memilih bus untuk mudik lebarannya. "Tahun ini kami menyediakan sekitar 43 ribu armada bus untuk seluruh Indonesia. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu sekitar 39 ribu armada," kata Eka. Dengan jumlah armada sebanyak itu, menurut Eka cukup untuk angkut semua pemudik lebaran tahun ini.

AMIR TEJO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Harga BBM Naik, Pengusaha Bus Ungkap Dampaknya ke Okupansi

4 September 2022

Harga BBM Naik, Pengusaha Bus Ungkap Dampaknya ke Okupansi

Kenaikan harga BBM akan berdampak meningkatkan harga-harga barang dan membuat okupansi bus merosot.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Bus Cerita Efek Pukulan Ganda Pasca-kenaikan Harga BBM

4 September 2022

Pengusaha Bus Cerita Efek Pukulan Ganda Pasca-kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM akan membuat tarif angkutan darat antar-kota antar-provinsi (AKAP) ikut terkerek naik 10-25 persen

Baca Selengkapnya

Bus Trayek Jakarta Batal Disetop, Organda: Penumpang Sudah Sepi

31 Maret 2020

Bus Trayek Jakarta Batal Disetop, Organda: Penumpang Sudah Sepi

Organda mengatakan penumpang bus sudah sepi sebelum adanya penyetopan trayek dari dan ke Jakarta.

Baca Selengkapnya

DKI Akan Setop Bus AKAP, Organda Minta BLT untuk Sopir dan Kernet

31 Maret 2020

DKI Akan Setop Bus AKAP, Organda Minta BLT untuk Sopir dan Kernet

SekJen DPP Organda Ateng Haryoni mengatakan seluruh perusahaan otobus menghentikan operasional armadanya khusus trayek Jakarta mulai Senin petang.

Baca Selengkapnya

Natal dan Tahun Baru, Pembatasan Angkutan Barang Berlaku 5 Hari

11 Desember 2019

Natal dan Tahun Baru, Pembatasan Angkutan Barang Berlaku 5 Hari

Pada masa libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah akan memberlakukan pembatasan angkutan barang selama lima hari.

Baca Selengkapnya

DNI Sektor Perhubungan Darat Dihapus, Organda Minta Ini...

22 November 2019

DNI Sektor Perhubungan Darat Dihapus, Organda Minta Ini...

Pemerintah memutuskan untuk menghapus 14 Daftar Negatif Investasi (DNI), termasuk sektor usaha perhubungan darat.

Baca Selengkapnya

Organda Sebut Syarat Bus Zhong Tong Buat Transjakarta, Apa Saja?

19 Oktober 2019

Organda Sebut Syarat Bus Zhong Tong Buat Transjakarta, Apa Saja?

Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta meminta pemerintah provinsi DKI memastikan keamanan bus Zhong Tong buat armada Transjakarta.

Baca Selengkapnya

Kuota Solar Subsidi Menipis, Organda Minta Penyelewengan Diusut

4 Oktober 2019

Kuota Solar Subsidi Menipis, Organda Minta Penyelewengan Diusut

DPP Organda meminta pemerintah mengusut tuntas perkara penyelewengan Solar bersubsidi seiring dengan kian habisnya kuota BBM bersubsidi itu.

Baca Selengkapnya

Sukabumi Razia Stiker Pornografi dan Ujaran Kebencian di Angkot

18 Juni 2019

Sukabumi Razia Stiker Pornografi dan Ujaran Kebencian di Angkot

Dinas Perhubungan dan Organda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merazia angkot yang memiliki stiker atau gambar temper berbau pornografi.

Baca Selengkapnya

Organda Minta Bus Tak Ikut Sistem Satu Arah di Tol Trans Jawa

22 Mei 2019

Organda Minta Bus Tak Ikut Sistem Satu Arah di Tol Trans Jawa

Organda minta bus tak ikut sistem satu arah saat mudik lebaran di jalan tol Trans Jawa.

Baca Selengkapnya