Telkom Terancam Tak Bisa Rampungkan Laporan Keuangan 2004

Reporter

Editor

Kamis, 31 Maret 2005 06:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) terancam tidak mampu menyelesaikan laporan keuangan untuk tahun 2004 ke Bursa Efek Jakarta hari ini. Pasalnya, sampai kemarin (30/3) Telkom belum juga mampu menyelesaikan laporan keuangan tersebut.Namun, menurut Direktur Utama Telkom Kristiono, Telkom tengah berupaya menyelesaikan laporan keuangan itu. "Laporan keuangan Telkom belum bisa dikatakan terlambat atau tidak terlambat, karena sampai saat ini masih kami proses. Sampai sekarang (kemarin) masih belum selesai," kata Kristiono di Jakarta. Kristiono mengatakan, sejauh ini tidak ada masalah dengan laporan keuangan Telkom. Perseroan dan auditor Telkom, yakni Siddharta, Siddharta, & Widjaja (KPMG), tetap akan mengupayakan untuk menyelesaikan laporan keuangan ke BEJ itu tepat pada waktunya.Seperti diketahui, sesuai ketentuan BEJ, laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan publik harus sudah disampaikan paling lambat 31 Maret 2005.Sebelumnya, Kristiono mengakui bahwa perusahaannya kesulitan menyelesaikan laporan keuangannya sesuai aturan BEJ."Kami masih berusaha (menyelesaikan penyusunan laporan keuangan tahunan) tidak terlambat," kata Kristiono kepada Tempo akhir Februari lalu. Menurut dia, KPMG hingga kini (akhir Februari) memang belum dapat merampungkan laporan keuangan Telkom tahun 2004. "Kami usahakan (bisa). Dari perkembangan yang ada sudah hampir selesai," kata dia. Tapi Kristiono juga meminta pengertian BEJ dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) tentang kesulitan Telkom. Pasalnya, perusahaan raksasa telekomunikasi itu tidak hanya mencatatkan sahamnya di BEJ.Telkom juga mencatatkan sahamnya di luar negeri, yaitu bursa saham New York (New York Stock Exchange). "Kami minta pengertian pemerintah karena Telkom listing di dua tempat," kata Kristiono. Konsekuensi atas hal itu, menurut dia, Telkom harus menyusun satu laporan keuangan yang lengkap dan dapat memenuhi segala ketentuan yang berlaku di dua bursa saham berbeda negara itu."Kami tidak mungkin membuat (laporan keuangan) hanya untuk BEJ," kata dia. Padahal, ada beberapa ketentuan yang berbeda antara Bapepam dengan badan pengawas pasar modal Amerika Serikat atau Securities Exchange Commission (SEC). SEC memberlakukan aturan baru pada tahun ini, yaitu setiap perusahaan yang tercatat di pasar modal AS juga harus menyampaikan hasil laporan audit internal kontrol perusahaannya. Peraturan baru ini juga dikenal dengan istilah Sarbannes Oxley. "Kalau dulu terpisah. Hasil audit internal kontrol tidak disampaikan bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan," kata Kristiono. Aturan baru ini, kata dia, menyebabkan Telkom membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan laporan keuangannya. Selain itu, SEC memiliki peraturan yang sangat ketat mengenai independensi atas akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan. Akuntan publik tersebut atau afiliasinya di suatu negara tertentu harus tercatat dan mendapat izin dari SEC. "Itulah yang membuat masalah lamanya penyelesaian laporan keuangan kami," katanya.Riska S. Handayani - Tempo

Berita terkait

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

24 Oktober 2023

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom melakukan perubahan transformasi bisnis yang fundamental pada 2009. Tak hanya sistem, logo pun berubah.

Baca Selengkapnya

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

17 Juli 2023

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

Slank dibanjiri kritik warganet karena merilis lagu berjudul Polisi yang Baik Hati. Mengapa?

Baca Selengkapnya

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

15 Maret 2023

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami tekanan kuat kemarin, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

3 Februari 2023

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bergerak naik ke 6.930 pada sesi perdagangan, Jumat, 3 Februari 2023.

Baca Selengkapnya

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

12 Agustus 2022

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

BUMN perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., menyumbang dividen Rp 14,05 triliun.

Baca Selengkapnya

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

4 Agustus 2022

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

Dukungan Telkom, ucap Cholis, mencakup 14 venue yang digunakan untuk pertandingan dan akomodasi ASEAN Para Games 2022.

Baca Selengkapnya

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

28 Mei 2022

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

Telkom memperkirakan industri telekomunikasi bakal tumbuh di kisaran mid-single digit pada 2022.

Baca Selengkapnya

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

23 Maret 2022

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

Kampus yang tergabung dalam Aliansi Perguruan Tinggi BUMN memiliki spesialisasi yang dibutuhkan industri.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

26 Mei 2020

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal merangkak pada perdagangan hari ini

Baca Selengkapnya

Telkom Anggarkan Rp 1,5 Triliun, Siap Buyback Saham

31 Maret 2020

Telkom Anggarkan Rp 1,5 Triliun, Siap Buyback Saham

Telkom siap melakukan pembelian kembali sahamnya senilai Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya