Redenominasi Rupiah Dinilai Tak Bisa Dilakukan pada 2014

Reporter

Minggu, 22 Juni 2014 05:21 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat valuta asing, Fahrial Anwar, mengatakan rencana redenominasi atau penyederhanaan mata uang belum tepat dilakukan pada 2014. Ia mengatakan pelaksanaan rencana menyerderhanakan mata uang dengan menghilangkan tiga angka nol di uang rupiah Indonesia oleh pemerintah masih belum jelas.

"Melihat kondisi ekonomi saat ini, rupiah yang masih terus melemah, redenominasi masih belum tepat dilakukan sekarang," kata Fahrial Anwar ketika dihubungi, Sabtu, 21 Juni 2014. Ia mengatakan redenominasi rupiah perlu dilakukan pada saat yang tepat. (Baca: Chatib: Waktu Redenominasi Belum Tepat)

"Karena dikhawatirkan persepsi masyarakat jadi negatif, apalagi bagi masyarakat yang tidak tahu tentang redenominasi," kata Fahrial.

Ia mengatakan informasi yang belum jelas dan sosialisasi yang masih belum dilakukan dikhawatirkan dapat membuat masyarakat salah memahami redenominasi.

Fahrial khawatir ada kesalahan persepsi masyarakat bahwa redenominasi akan memotong nilai mata uang atau biasa disebut sanering. Ia mengatakan ketidakpahaman masyarakat bisa berdampak kepanikan. (Baca: BI : Redenominasi Rupiah Butuh Kestabilan Ekonomi)

Pemerintah, kata dia, perlu memastikan tingkat pengetahuan masyarakat jika rencana redenominasi benar-benar akan dilaksanakan. Menurut Fahrial, informasi yang simpang-siur dapat memunculkan upaya pemanfaatan oleh pedagang di tengah masyarakat sehingga berdampak inflasi.

"Berisiko dimanfaatkan pedagang dan terjadi inflasi karena harga barang-barang dinaikkan pedagang," katanya. (Baca: Soal Redenominasi, DPR Tak Mau Terburu-buru)

MAYA NAWANGWULAN





Berita Lain
Goenawan Mohamad: Kita Takut Orde Baru Lahir Lagi

Kata Carrefour, Lebih Mudah Unilever Ketimbang UKM

Ulang Tahun, Jokowi Kebanjiran Ucapan di Twitter

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya