Harga Barang di Indonesia Termurah di ASEAN  

Selasa, 3 Juni 2014 13:34 WIB

Penjaga toko melayani pembeli kue kering di pasar Jatinegara, (29/8). kue-kue kering yang harganya murah ini menjadi salah satu barang yang paling banyak di beli oleh para pengunjung menjelang Idul Fitri. TEMPO/Seto Wardhana.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Handaka Santosa mengatakan bahwa murahnya harga barang dan jasa di Indonesia bisa menjadi peluang untuk mengembangkan pariwisata. “Itu jadi momentum untuk mengundang banyak wisatawan mancanegara berbelanja di Indonesia, khususnya DKI Jakarta yang murni mengandalkan sektor barang dan jasa sebagai unggulan wisata,” tuturnya ketika dihubungi, Selasa, 3 Juni 2014.

Pernyataan ini menanggapi hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan Indeks Tingkat Harga (ITH) Indonesia mencapai 55,7. Artinya, Indonesia sebagai negara dengan harga barang dan jasa keenam termurah di ASEAN atau ke-38 termurah di dunia. Indeks ini dibuat dengan menjadikan dunia sebagai referensi yang skala tertingginya ialah 100.

Kepala BPS Suryamin sebelumnya mengungkapkan ITH menunjukkan perbandingan tingkat harga riil atau daya beli antarnegara. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi Purchasing Power Parity (PPP) dengan nilai tukar. (Baca: BPS: Penduduk Kota Lebih Bahagia)

“Nilai Indeks Tingkat Harga Indonesia sebesar 55,7 tersebut mengindikasikan bahwa tingkat harga dan barang jasa di Indonesia lebih murah 44,3 persen dari rata-rata tingkat harga di dunia,” kata Suryamin, Senin lalu.

Di kawasan ASEAN, Singapura menempati posisi pertama sebagai negara dengan harga barang dan jasa termahal. Nilai ITH Singapura mencapai 111,1 atau termahal ke-36 di dunia.

Selain itu, Jepang menjadi negara yang memberikan banderol termahal bagi sektor barang dan jasanya di kawasan Asia. ITH Jepang yang mencapai 173,5 menjadikannya sebagai negara dengan harga barang dan jasa termahal keenam di dunia. (Baca: Impor Ponsel Picu Defisit Neraca Perdagangan)

Murahnya harga barang dan jasa di Indonesia dibanding negara lain berbanding lurus dengan persentase pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia untuk barang dan jasa. Dalam rilisnya, BPS menyebutkan sebanyak 19,17 persen pengeluaran per kapita dalam sebulan masyarakat Indonesia dihabiskan untuk belanja barang dan jasa.

Jumlah ini mengalahkan pengeluaran untuk belanja kebutuhan sehari-hari mencakup beras, ikan, daging, susu, dan sayuran yang berkisar 18,5 persen sebulan. Melihat hal tersebut, lebih jauh Handaka mengungkapkan rendahnya harga barang dan jasa ini perlu terus dijaga.

Dengan begitu, menurut Handaka, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari negara sekawasan seperti Malaysia yang memiliki kunjungan wisatawan mencapai 20 juta orang per tahun. “Harga murah seakan menjadi promosi bagi turis menengah dan backpacker untuk mampir ke Indonesia."

RAYMUNDUS RIKANG R.W

Berita terpopuler:
Mari Pangestu Usulkan Visa Gratis ke Negara Muslim
Survei BPS: Orang Indonesia Ternyata Cukup Bahagia
Thailand Kompetitor Utama Indonesia Hadapi 2015

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

21 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

23 jam lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini, Selasa, 23 April 2024 merosot turun hingga Rp 18 ribu dari harga di perdagangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya