Korsel Bidik Kontrak Pembelian Rp 283 Miliar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 26 Mei 2014 03:31 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: Misi perdagangan antara importir asal Korea Selatan dengan perusahaan eksportir Indonesia menargetkan kontrak pembelian sebesar US$ 24,4 juta atau sekitar RP 283,09 miliar. Kegiatan misi perdagangan itu difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan.
Misi perdagangan itu diawali dengan penandatanganan kontrak antara Asia Trade Company asal Korea Selatan dengan PT. Dinuo Indonesia dan PT. Bina Karya Prima pada 22-24 Mei 2014 lalu. “Estimasi nilai untuk kontrak pembelian ketiga perusahaan tersebut dengan enam perusahaan eksportir asal Indonesia adalah sebesar US$ 24,4 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak, seperti dikutip dari siaran pers, Ahad, 25 Mei 2014.
Produk-produk yang diminati dalam misi pembelian tahap pertama dari Korea Selatan adalah minyak sawit, glycerine, fatty acid, soap noodles dan produk lainnya. Nilai pembelian produk-produk tersebut mencapai US$ 1 juta atau sekitar Rp 11,6 miliar per tahun dan bakal terus bertambah karena pada kunjungan tahap pertama ini akan dilakukan penjajakan pembelian produk-produk lain seperti furnitur kayu. (Baca: Anggaran Dipangkas, Pemerintah Harus Genjot Ekspor)
Kementerian Perdagangan akan memberikan pendampingan dan dukungan selama rangkaian misi pembelian berlangsung mulai dari akhir Mei sampai awal Juni 2014. Para pembeli akan difasilitasi dengan tiket penerbangan Korea Selatan-Indonesia-Korea Selatan untuk satu perwakilan dari tiap perusahaan, akomodasi selama di Indonesia, dan difasilitasi melakukan kunjungan ke perusahaan eksportir di daerah. (Baca: Chatib Basri Sebutkan Empat Tantangan Pertumbuhan)
Selain Asia Trade Company (ATC), perusahaan asal Korea Selatan yang rencananya berpartisipasi dalam rangkaian misi pembelian ini adalah Yikang Industrial Co. Ltd dan Haein Resources Co. Ltd. Adapun Yikang Industrial Co. Ltd akan melakukan penandatanganan kontrak dengan Krezzo Food dan PT. Heeju Indonesia Trading untuk produk keripik singkong dengan nilai kontrak sebesar US$ 11,4 juta atau sekitar Rp 132,36 miliar per tahun.
Selain itu, Yikang Industrial Co. Ltd. juga melakukan kontrak dengan PT. Parahita Primasentosa untuk produk high free fatty acid of crude palm oil (high FAA CPO) dengan volume 6.000 ton per tahun dan produk palm acid oil (PAO) dengan volume kontrak 1.500 ton per tahun. Sedangkan Haein Resources Co., Ltd. akan melakukan penandatanganan kontrak dengan PT. J.A. Wattie, Tbk. untuk produk karet alam dengan nilai kontrak US$ 12 juta atau senilai Rp 139,22 miliar per tahun.
Secara umum nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan pada 2013 mencapai US$ 6,05 miliar atau sekitar Rp 70,19 triliun. Adapun produk ekspor utama dari Indonesia negara ginseng itu antara lain coal, briquettes, ovoids etc, mfr from coal, natural rubber, balata, chicle etc, prim form etc, copper ores and concentrates, chemical woodpulp, soda or sulfate, not dissoly gr, acyclic hydrocarbons.
Korea Selatan merupakan salah satu pasar utama ekspor Indonesia yang ditargetkan tumbuh sebesar 3,5-4,5 persen atau menjadi sekitar US$ 6,3 miliar atau sekitar Rp 73,09 triliun.
PINGIT ARIA
Berita terpopuler:
BBM Subsidi di Timor Leste Laku Rp 10-15 Ribu
Selasa-Jumat, Hari 'Bebas Sapi' di Perbatasan
Bulan Depan, AirAsia Tutup Empat Rute Penerbangan