Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Ekspektasi positif pelaku pasar terhadap jalannya koalisi pemilu presiden berhasil menjaga minat beli pelaku pasar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2014, menguat 27,6 poin (0,57 persen) ke level 4.862,069. Indeks bergerak di zona hijau meskipun mayoritas bursa regional Asia tertekan.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan mulai mengerucutnya nama-nama pasangan calon presiden dan wakil presiden membuat pasar kembali bergairah. "Pelaku pasar hanya bisa berharap pada sentimen pemilu presiden,” katanya. (Baca: Indeks Hari Ini Tunggu Sinyal Positif Global).
Pelaku pasar meyakini pengumuman resmi pasangan calon presiden dan wakil presiden akan muncul dalam waktu dekat. Tiap-tiap calon presiden yang populer, seperti Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sudah mulai memberi sinyal kepada siapa mereka akan berpasangan. Karena itu, pelaku pasar mulai melakukan akumulasi saham sehingga ketika nama-nama diumumkan mereka sudah memiliki posisi.
Menurut Satrio, pasar takut apabila tidak punya posisi ketika nama calon presiden dan wakil presiden diumumkan. Pengalaman efek Joko Widodo yang mengerek indeks saham sampai 3 persen pada waktu itu menjadi pelajaran bagi pelaku pasar. "Banyak di antara mereka yang kehilangan momentum karena tidak punya posisi ketika efek Jokowi berlangsung." (Baca : IHSG Terganjal Sentimen Dalam Negeri ).
Secara teknikal, penembusan level resistan 4.860 membuka peluang indeks kembali ke tren bullish jangka pendek dan didukung oleh volume yang mulai meningkat. Hari ini, Kamis, 8 Mei 2014, indeks diperkirakan berpeluang menguji resistan berikutnya di 4.900, sedangkan batas bawah IHSG berada di level 4.806.
Pelaku pasar disarankan untuk tetap berhati-hati terhadap kemungkinan IHSG berbalik arah, mengingat bursa regionalnya masih cenderung melemah dan sentimen dalam negeri masih belum mendukung. "Disarankan untuk mengambil posisi trading pada saham-saham perbankan, konsumsi, dan konstruksi," kata Satrio.
