TEMPO.CO, Jakarta - PT Semen Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 2 Mei 2014 sekitar pukul 11.15 Wita terbakar. Kebakaran di bagian atas mesin pengangkut material semen itu dipicu oleh conveyor belt yang terlalu panas sehingga menimbulkan percikan api.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Kerugian material masih dihitung oleh manajemen PT Semen Kupang. Informasi yang dihimpun wartawan, api baru bisa dipadamkan 30 menit kemudian, setelah mesin penggerak dimatikan sehingga api tidak menjalar ke bagian lainnya. Empat unit Pemadaman Kebakaran (Damkar) Kota Kupang juga sempat dikirim ke PT Semen Kupang, namun api sudah bisa dipadamkan.
Plant Supporting General Manager PT Sarana Agra Gemilang (SAG) kerja sama operasional (KSO) PT Semen Kupang, Wawan Gunawan, membenarkan kejadian itu. Namun, dia membantah kebakaran itu menyebabkan pabrik Semen Kupang terbakar habis. "Kebakaran hanya terjadi pada konveyor, bukan gedung yang terbakar," katanya.
Wawan mengatakan conveyor belt atau ban berjalan itu terbuat dari karet sehingga mudah panas dan terbakar. Klinker-nya masih membara sehingga ketika masuk ke conveyor belt langsung hangus dan terbakar, menyebabkan asap yang membumbung tinggi.
Kebakaran ini diduga terkait dengan upaya PT Semen Kupang yang mencoba menaikkan produksi semen dari 800 ton menjadi 1.000 ton per hari. Karena masih menggunakan klinker dan conveyor belt peninggalan manajemen PT Semen Kupang lama, alat tersebut menjadi terlalu panas dan akhirnya terbakar. "Kami baru anggarkan tahun ini untuk mengganti conveyor belt tersebut," katanya.
Walaupun terjadi kebakaran di conveyor belt, Wawan mengklaim produksi semen Kupang tidak terhenti. "Kebakaran conveyor belt ini tidak menggangu produksi semen Kupang," tegasnya.
YOHANES SEO
Baca juga:
Ihwal Soal UN, Jokowi Minta Penjelasan Menteri Nuh
Di Depan Buruh, Jokowi Janjikan Upah Layak
Kiai NU Menimbang Mudarat Jokowi dan Prabowo
Terpopuler
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Berita terkait
Tahun 2020, PT Semen Baturaja Kempit Pendapatan Rp 1,72 Triliun
1 April 2021
PT Semen Baturaja meraup pendapatan Rp1,72 triliun pada 2020 di tengah pelemahan industri semen akibat dampak dari penyebaran COVID-29.
Baca SelengkapnyaBanyak Proyek Ditunda, Konsumsi Semen Nasional Turun 16,3 Persen
18 Agustus 2020
Penundaan berbagai proyek konstruksi oleh pemerintah maupun sektor swasta diduga menjadi faktor utama rendahnya konsumsi semen per Juli 2020.
Baca SelengkapnyaSemen Kupang Curhat Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Pasokan di NTT
18 Februari 2020
Kondisi berbeda disampaikan oleh Direktur Utama Semen Kupang Ery Susanto mengenai bisnis semen di Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaIndustri Semen Kelebihan Pasokan 30 Juta Ton
27 Oktober 2018
Kondisi industri semen tanah air tengah menghadapi tantangan.
Baca SelengkapnyaPT Semen Padang Ingin Produknya Digunakan Tol Padang-Pekanbaru
9 Agustus 2018
PT Semen Padang saat ini tengah mengalami kelebihan suplai.
Baca SelengkapnyaHarga Batu Bara Naik, Industri Semen Minta Insentif ke Pemerintah
1 Agustus 2018
Christian Kartawijaya mengatakan industri semen tengah tertekan karena lonjakan harga batu bara.
Baca SelengkapnyaIndustri Semen Menjerit, Tertekan Lonjakan Harga Batu Bara
31 Juli 2018
Melonjaknya harga batu bara memukul industri semen.
Baca SelengkapnyaPulau Jawa Jadi Penopang Utama Penjualan Semen Indonesia
21 November 2017
Pasar Semen Indonesia di Pulau Jawa mencapai 38 persen.
Baca SelengkapnyaPenjualan Semen Indonesia Grup Oktober 2017 Naik 11,8 Persen
21 November 2017
Penjualan domestik dan ekspor Semen Indonesia Grup pada Oktober 2017 sebesar 2,91 juta ton.
Baca SelengkapnyaSemen Thailand Bangun Pabrik US$ 600 Juta di Cilegon
20 November 2017
Pabrik Siam Cement Group (SCG) didorong merealisasikan pembangunan pabrik naphtha cracker di Cilegon dengan nilai investasi US$ 600 juta.
Baca Selengkapnya