Hatta Akui Daya Saing Lemah karena Infrastruktur  

Reporter

Rabu, 23 April 2014 07:18 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengakui daya saing Indonesia tak cukup kuat guna menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun depan. Salah satu hal yang membuat daya saing Indonesia rendah adalah kondisi infrastruktur yang buruk.

"Saat ini biaya logistik yang dibebankan kepada konsumen rata-rata 14,08 persen. Itu tertinggi di ASEAN,” kata Hatta, Selasa, 22 April 2014. (Baca:Produk Tekstil Indonesia Kalah Bersaing)

Menurut dia, idealnya biaya logistik yang dibebankan kepada konsumen hanya 7 persen. Tahun depan, bersamaan dengan berlakunya pasar bebas ASEAN, pemerintah menargetkan biaya logistik yang dibebankan kepada konsumen turun menjadi 10 persen.

Adapun Kementerian Perindustrian menyatakan keyakinannya bahwa industri kecil dan menengah (IKM) bidang pangan sanggup bertahan dari serbuan produk negara lain. Sebab, masyarakat kelas menengah-atas Indonesia cenderung memilih makanan segar.

"Produk lokal tentu lebih unggul kalau soal makanan segar. Jadi pasti tidak akan kalah bersaing di tengah serbuan produk asing,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Busharmaidi. (Baca:Indonesia Negara Tujuan Investasi Jangka Panjang)

Busharmaidi yakin IKM pangan lokal sanggup bertahan karena, dari sekitar 600 juta penduduk ASEAN, hampir separuhnya berada di Indonesia. ”Tidak akan kehilangan pasar."

Dia menyarankan IKM pangan mulai merintis jalan ekspansi ke luar negeri. Karena selama ini yang menjadi kendala adalah lemahnya pengemasan, ”Kementerian terus berupaya membantu dengan layanan rumah pengemasan,” ujar Busharmaidi.

Di tempat lain, Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia Subiyono menilai tantangan industri gula nasional di era pasar bebas ASEAN ini sangat berat. Saat ini konsumsi gula terus meningkat, tapi pertumbuhan produksinya justru melambat. ”Melihat kondisi industri gula nasional, sulit untuk bersaing dalam MEA 2015. Apalagi menghadapi Thailand, yang merajai pasar gula dunia,” katanya kepada Tempo, akhir pekan lalu.

Subiyono menyebutkan produksi gula di Thailand berkisar 10,6 juta ton per tahun dengan rendemen sampai 11,82 persen. Adapun produksi gula Indonesia hanya 2,55 juta ton dengan rendemen di level 7 persen. Dari total ekspor gula Thailand yang mencapai 8 juta ton per tahun, sekitar 30 persennya mengalir ke Indonesia.



MARIA YUNIAR | AMIR TEJO | DIANANTA P. SUMEDI

Terpopuler
Analis: Kasus Hadi Poernomo Ancam Saham BCA
Langkah Jokowi dan Kasus Hadi Pengaruhi Saham
Dubes Amerika Ajak Bos MNC ke Balikpapan
Hadi Tersangka, Audit BPK Tetap Berlaku

Berita terkait

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

29 hari lalu

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

Hatta Rajasa mengklaim suasana Ramadan dan Idulfitri pasca-pilpres 2024 lebih damai ketimbang 2019.

Baca Selengkapnya

5 Anak Politisi Raup Suara Tinggi di Pileg 2024, Ada Anak Puan Maharani hingga Setya Novanto

22 Februari 2024

5 Anak Politisi Raup Suara Tinggi di Pileg 2024, Ada Anak Puan Maharani hingga Setya Novanto

Siapa saja anak dari politisi dan pejabat yang turut maju dalam Pileg 2024 dan berapa perolehan suaranya?

Baca Selengkapnya

Rasyid Rajasa Diprediksi Lolos ke Senayan, Berikut Kasus Kecelakaan 11 Tahun Lalu Melibatkannya

19 Februari 2024

Rasyid Rajasa Diprediksi Lolos ke Senayan, Berikut Kasus Kecelakaan 11 Tahun Lalu Melibatkannya

Rasyid Rajasa sempat terlibat kecelakaan yang menewaskan dua korban, kemudian dinyatakan bebas. Kini, ia diprediksi lolos ke Senayan jadi anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Hatta Rajasa, Dulu Jadi Cawapres Prabowo Kini Bantu Tim Pemenangan

10 November 2023

Hatta Rajasa, Dulu Jadi Cawapres Prabowo Kini Bantu Tim Pemenangan

Hatta Rajasa kini menjadi salah satu politkus yang masuk dalam pengurus Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

16 Agustus 2023

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

Saksi Teknisi ATM mengaku tidak tahu terkait transferan dana dari Lukas Enembe yang masuk ke rekeningnya

Baca Selengkapnya

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

22 Juni 2023

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk coba menutupi utang-utang proyek infrastruktur dengan merekayasa laporan keuangan.

Baca Selengkapnya

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

12 Juni 2023

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, pada Senin, 12 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

6 Juni 2023

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

Rijatono Lakka, Direktur PT Tabi Bangun Papua yang juga terdakwa penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, dituntut pidana 5 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

9 Mei 2023

Pengacara Lukas Enembe Pakai Baju Toga Saat Diperiksa KPK

Pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Stepanus Roy Rening memakai baju toga saat mendatangi KPK

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

5 Mei 2023

Kuasa Hukum Lukas Enembe Batal Diperiksa KPK Lantaran Sakit

Kuasa hukum Stepanus Roy Rening, Emmanuel Herdiyanto, mengatakan pengacara Lukas Enembe tersebut berhalangan hadir memenuhi panggilan KPK karena sakit

Baca Selengkapnya