Pemilu Usai, Investor Tinggalkan Rupiah

Reporter

Jumat, 11 April 2014 07:07 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pemilu yang masih di bawah ekspektasi membuat pelaku pasar kembali dihantui ketidakpastian. Akibatnya, investor kembali memburu dolar Amerika Serikat dan meninggalkan rupiah sehingga kursnya terus melemah.

Dalam transaksi pasar uang, Kamis, 10 April 2014, rupiah melemah tajam 69 poin (0,61 persen) ke level 11.357 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Albertus Christian, mengatakan kegagalan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencapai ambang batas pencalonan presiden (presidential treshold) 25 persen suara menimbulkan ketidakpastian di pasar. "Kondisi ini kemudian mendorong aksi ambil untung di pasar keuangan sehingga rupiah melemah." (Baca : Pasca-pemilu, Rupiah Paling Lemah di Asia).

Dari berbagai hasil hitung cepat yang muncul, PDIP hanya meraih 19 persen suara dalam pemilu legislatif. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Joko Widodo belum tentu melenggang mulus ke pemilu presiden dan harus berkoalisi dengan partai lain. Joko Widodo adalah tokoh yang disukai oleh pelaku pasar. (Baca : PDIP Gagal Penuhi Syarat Capres, Rupiah Lesu ).

Rupiah turut mendapatkan tekanan oleh melemahnya data perdagangan Cina pada Maret, di mana angka ekspor turun 11,3 persen dan impor menyusut 6,6 persen. Turunnya aktivitas perdagangan memicu kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Jika ekonomi Cina melambat, negara berkembang yang bergantung pada pasar Cina akan terkena dampaknya, termasuk Indonesia.

“Melambatnya ekonomi Cina menambah risiko bagi kinerja neraca perdagangan dan perbaikan defisit transaksi berjalan,” ujar Albertus.

Berbagai sentimen negatif tersebut diperkirakan mengubah tren jangka pendek rupiah dari menguat (uptrend) menjadi konsolidasi (sideway) dan rawan kembali melemah ke level 11.500 per dolar AS. Pelaku pasar masih menanti data klaim pengangguran yang dirilis Kamis, 10 April 2014, waktu Amerika. Membaiknya sektor tenaga kerja akan semakin memperkuat posisi dolar. "Hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran 11.300–11.430 per dolar AS," kata Albertus.

M. AZHAR

Berita Terpopuler
Menang Pemilu, Berapa Kursi PDIP di DPR?
Ini Jurus Jokowi Membangun Koalisi untuk Nyapres
Babak I, Lyon Tahan Imbang Juve 1-1

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya