TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal dari PT Indosurya Securities, Wiliam Suryawijaya, memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus menguat setelah pemilu legislatif berakhir. Menurut William rupiah bisa menguat hingga di bawah 11 ribu per dolar jika pemilu lancar. "Jika lancar, pergantian kepemimpinan selalu menarik modal masuk," katanya kepada Tempo, Rabu, 9 April 2014.
Penguatan rupiah, kata William, diperkirakan berlangsung minimal hingga pemilu presiden pada Juli 2014. Menurut dia, penguatan kurs akibat masuknya modal asing bisa terjadi karena ekspektasi positif investor terhadap calon pemimpin baru. Salah satu indikatornya adalah arus modal yang masuk di pasar keuangan sebesar Rp 29 triliun pada Selasa, 8 April 2014.
"Isu politik kini mempengaruhi pergerakan kurs, tetapi investor melihat kondisi ekonomi secara keseluruhan yang relatif baik," kata Wiliam. (Baca juga: Pemilu Aman, IHSG Melambung)
Pada Selasa, rupiah menguat 16 poin (0,14 persen) ke level 11.289 per dolar. Rupiah bergerak menguat seiring melemahnya dolar terhadap sebagian mata uang regional. Analis pasar uang dari PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri, mengatakan rupiah menguat setelah rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
"Dipertahankannya BI Rate di level 7,5 persen memunculkan optimisme di kalangan investor bahwa laju perekonomian masih sesuai dengan target," ujarnya. (Baca: Pemilu dan Jokowi Dorong Indeks Saham)
Berbagai sentimen positif secara bergiliran mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sebelumnya, data ekonomi yang dirilis pada awal bulan cukup positif dengan neraca perdagangan tercatat surplus dan inflasi yang terkendali. Setelah itu, rilis data cadangan devisa juga sesuai dengan ekspektasi pasar sekaligus mempertahankan posisi di atas US$ 100 miliar tiga bulan berturut-turut.
Menurut Reny, pergerakan rupiah kini menunggu hasil pemilu legislatif. "Bila pemilu berlangsung aman dan kondusif, kepercayaan asing terhadap iklim keuangan akan meningkat, sehingga baik untuk rupiah," katanya.
BERNADETTE CHRISTINA | M AZHAR
Berita Terpopuler
4 Maklumat Jokowi Jelang Hari Pencoblosan
Ical: Tak Ada Ganti Rugi di Lapindo
Sepekan lagi, SBY Nikmati Pesawat Baru
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
4 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
4 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
4 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
6 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
7 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
7 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
8 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
8 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
8 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
9 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya