Hutan gundul akibat terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau (28/2). ANTARA/Satgas Bencana Asap Riau
TEMPO.CO , Jakarta- Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Sonny Partono, mengatakan kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau sudah semakin berkurang. Sebab, sejak akhir pekan, hujan lebat turun di sejumlah wilayah di Riau. "Hujan lebat membuat asap jauh berkurang. Beberapa pesawat komersil sudah mulai mendarat di Riau," kata dia kepada Tempo.
Sonny memperkirakan polusi asap tidak lama lagi akan berhenti. Indikatornya, hingga Ahad, 16 Maret 2014, jumlah titik api di Riau hanya tinggal tiga dari semula sebanyak 162 titik api. Hingga saat ini, Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap Riau bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk terus memadamkan api.
Namun Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Abetnego Tarigan, menilai respons Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengatasi kabut asap Riau terlambat. "Sangat terlambat karena asapnya sudah mengepung Riau dan provinsi-provinsi lain di Sumatera sejak berminggu-minggu lalu," kata dia dalam jumpa pers di kantornya.
Pemerintah Provinsi Riau. Kata Abetnego, sudah berkoordinasi, tapi hasilnya tak terlihat. Karena itu, Walhi mendesak pemerintah meninjau ulang izin usaha perkebunan di Riau dan sekitarnya. Sebab, korporasi perkebunan dianggap sebagai salah satu masalah utama yang mengakibatkan kebakaran hutan.