Gambar udara ini memperlihatkan kepulan asap hasil kebakaran hutan menyelimuti langit di propinsi Riau (20/6). Pemerintah Singapura meminta Indonesia segera bertindak untuk mengatasi kebakaran ini, karena kabut asap juga telah meluas ke negaranya. REUTERS/Beawiharta
TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah Riau dan sekitarnya membuat produksi minyak mentah nasional terganggu. (Baca: Kebakaran Hutan, SBY: Terjadi Lagi, Riau Lagi ).
Menurut juru bicara SKK Migas, Handoyo Budi Santoso, ratusan sumur minyak terpaksa ditutup karena pekerjanya terganggu kabut asap. "Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apabila terus berlanjut, produksi nasional terancam karena Riau adalah tulang punggung penghasil minyak," kata dia dalam keterangan pers, Ahad, 16 Maret 2014.
SKK Migas memperkirakan kehilangan produksi minyak sejak Rabu, 12 Maret 2014, mencapai 12 ribu barel per hari (Bph). Hal ini terjadi bersamaan dengan penutupan ratusan sumur minyak yang dikelola oleh beberapa operator. Para kontraktor yang beroperasi di Riau dan terganggu kabut asap antara lain PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), PT BOB- Bumi Siak Pusako, dan PT EMP Malacca Strait.
Handoyo berharap semua pihak bekerja sama untuk mengatasi masalah kabut asap agar gangguan terhadap produksi minyak tidak berlangsung lama. Menurut dia, saat ini pelaku industri hulu minyak dan gas sudah berusaha membantu penanggulangan kabut asap di Riau. (Baca: Asap Pekat Hambat TNI Padamkan Api di Hutan Riau).
Handoyo mencontohkan Chevron Pasific, yang membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memadamkan api di sejumlah wilayah. Selain memberikan dukungan logistik, Chevron juga mendistribusikan masker asap untuk masyarakat di sekitar daerah operasi mereka. (Baca: Hutan Terbakar, SBY Panggil Pengusaha Pemegang HPH).