Sejumlah model berdiri di belakang tropi bergilir Indonesian Super League (ISL) 2014 saat peluncuran ajang kompetisi sepak bola Indonesia Super League (ISL) 2014 di Hotel Shangril-La, Surabaya, Minggu (26/1). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kini tengah menyelidiki dugaan monopoli atas hak siar kompetisi sepak bola Liga Super Indonesia atau Indonesia Super League (ISL). Menurut juru bicara KPPU, Muhammad Reza, ada penyimpangan dalam mekanisme tender hak siar sepak bola lokal itu. (Baca: Hak Siar LSI Dipersoalkan, Ini Kata Roy Suryo).
"Tampaknya ada setting-an untuk menguasainya. Siaran sepak bola disukai masyarakat, dan seharusnya siarannya tidak boleh dikuasai satu pihak saja," katanya kepada Tempo, Kamis, 13 Maret 2014.
Menurut Reza, KPPU mencurigai adanya monopoli dan praktek bisnis yang tidak sehat dalam pemberian hak siar. Sebab, dari sekian banyak televisi di Indonesia, hanya segelintir yang mendapatkan hak siar sepak bola (Baca: Di Balik Kisruh PSSI: Ada Rebutan Bisnis HakSiar).
Persoalan ini diadukan oleh sekelompok masyarakat pada Desember 2013. KPPU melakukan penyelidikan setelah melalui proses klarifikasi. Padahal, kata Reza, hak eksklusif siaran sepak bola bisa saja didapatkan dengan cara yang baik dan benar. "Misalnya, melalui mekanisme tender yang adil dan transparan."
Selain penyimpangan dalam tender, Reza mengatakan ada unsur pelanggaran dari segi teknis pengaturan organisasi dan pemain dalam ISL. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pertandingan dan minat penonton.