BI: Kenaikan Utang Swasta Belum Mengkhawatirkan  

Reporter

Jumat, 7 Maret 2014 16:54 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan peningkatan utang luar negeri swasta belum pada tahap yang mengkhawatirkan. Walaupun begitu, dia mengatakan, peningkatan utang swasta harus tetap dijaga baik jangka waktu, mata uang, maupun pengelolaannya.

Menurut Agus, peningkatan utang luar negeri swasta sebenarnya tak perlu dikhawatirkan asalkan untuk tujuan produktif. "Kalau untuk tujuan positif akan berdampak baik terhadap pembayaran bunga dan cicilannya," kata Agus, di kantornya, Jumat, 7 Maret 2014. Sebaliknya, jika kenaikan utang luar negeri swasta hanya untuk spekulasi akan memberi beban. (Baca juga: Wamenkeu: Utang Swasta Perlu Diawasi).

Bank Indonesia mencatat per November 2013 nominal Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi US$ 260,3 miliar. ULN Publik atau negara sebagian besar berbentuk ULN jangka panjang dengan pangsa 94,6 persen atau sebesar US$ 116,6 miliar dari total ULN publik US$ 123,3 miliar.

Adapun ULN swasta didominasi oleh ULN jangka panjang sebesar US$ 97,8 miliar atau 71,4 persen dan berbentuk loan agreement sebesar US$ 91,3 miliar atau 66,6 persen. Sebagian besar ULN swasta dilakukan oleh korporasi nonkeuangan sebesar US$ 10,1 miliar atau 77,4 persen, sementara pangsa pasar ULN perbankan hanya 16,8 persen atau US$ 23,1 miliar.

Saat ini, kata Agus, utang luar negeri swasta memang masih menjadi tantangan bagi perbankan. Ini karena idealnya pembiayaan berasal dari pasar modal dan obligasi. Kondisi ini memberikan alternatif seperti penarikan pinjaman dari luar negeri tidak terlalu tinggi. "Yang penting untuk tujuan produktif, dijaga mata uang, jatuh tempo, serta tingkat bunganya."

FAIZ NASHRILLAH

Terpopuler

Diduga Bunuh Ade Sara, Pasangan Ini Bercuit Sebelum Ditangkap
Diduga, Ade Sara Dibunuh dalam Perjalanan
Terduga Pembunuh Ade Sara Sepasang Kekasih
Teman-teman Ade Sara Angelina Penuhi RSCM







Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya