Ada Lobi Ksatria di Kontrak Proyek Gas Tangguh  

Reporter

Selasa, 4 Maret 2014 11:54 WIB

Ratu Inggris Elizabeth bersulang kep[ada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam jamuan negara di Istana Buckingham di London, (31-10). REUTERS/Steve Parsons/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Sempat ditolak BP Migas, proposal pembangunan Train 3 Kilang LNG di Tangguh, Papua, dari BP Berau Limited, perusahaan minyak dan gas milik pemerintah Inggris, akhirnya disetujui pemerintah. Padahal, skema pembiayaan yang dipakai diperkirakan menggerus jatah penerimaan negara sampai US$ 1,1 miliar atau lebih dari Rp 12 triliun.

Anehnya, persetujuan itu diberikan sebulan setelah bersamaan dengan pemberian gelar Knight Grand Cross in the Order of the Bath oleh Ratu Elizabeth II kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Oktober 2012. Saat kunjungan itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron memberikan kejutan dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden SBY atas persetujuan kepada BP Berau.

Saat itu Kedutaan Besar Inggris merilis BP Berau baru saja menandatangani proyek LNG senilai US$ 12 miliar. "Ini merupakan terobosan luar biasa bagi pertumbuhan perdagangan dan investasi Inggris di pasar berkembang Indonesia," kata Cameron.

Kegembiraan Cameron membuat Priyono heran. "Untuk Train 3 kami hanya membuat minutes of meeting," katanya kepada Tempo, Selasa, 25 Februari 2014. "Tidak sampai meneken MOU atau perjanjian apa pun."

Sebelumnya, Priyono ngotot meminta BP Berau tak menahan bagi hasil di Train 1 dan 2 untuk pemerintah Indonesia. Bagi hasil itu disebut untuk pembangunan Train 3. "Ada Train 1, 2, 3. Revenue harus terpisah," katanya. (Baca: Tangguh Alirkan Listrik ke Bintuni)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, membantah tudingan bahwa pemerintah Indonesia menyetujui proyek BP di Tangguh karena Presiden SBY dianugerahi gelar kesatria. "Presiden mendapat gelar itu urusan lain, bukan barter, tidak ada hubungan dengan gas Tangguh," katanya. Juru bicara kepresidenan Teuku Faizasyah meminta media tidak berspekulasi. "Terlalu spekulatif," ujarnya.

Presiden BP Plc Regional Asia Pacific, William Lin, menampik tudingan itu. Ia mengatakan pembangunan kilang LNG dan manufakturnya sekitar US$ 5 milliar akan dibiayai melalui mekanisme trustee borrowing scheme (TBS). "Ratu Inggris tidak tahu apa-apa tentang Tangguh, tidak ada alasan menghubungkan kedua hal itu," kata dia. "Lagi pula, kami bukan pemilik 100 persen di Tangguh, ada mitra dari Jepang, Cina, dan Kanada." (Lihat juga: Tender Unit 3 Tangguh Segera Diumumkan)

Selengkapnya, baca laporan utama majalah Tempo, "Kejutan Bintuni dari Downing Street 10" terbit Senin, 3 Maret 2014.



AKBAR | RETNO | GUSTIDHA | IQBAL

Berita terkait

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

12 Desember 2023

Pengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen

SKK Migas mencatat peningkatan angka produksi minyak di tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

26 November 2023

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta

Baca Selengkapnya

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

2 September 2023

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

SKK Migas mencatat telah menyelesaikan pemboran 427 sumur pengembangan hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

27 Mei 2023

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

Pernyataan Petronas itu muncul setelah Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) sehari sebelumnya mengumumkan penyelidikan dugaan korupsi kontrak migas itu

Baca Selengkapnya

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

23 Januari 2023

SKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016

SKK Migas akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di 57 sumur dengan nilai investasi mencapai US$ 1,7 miliar. Tertinggi sejak 2016.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

19 Januari 2023

SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen

SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 57 sumur eksplorasi tajak pada 2023, meningkat 90 persen dibanding capaian tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

29 Oktober 2021

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

SKK Migas sedang melakukan koordinasi dengan KKKS untuk menambah tiga proyek baru yang ditargetkan bisa onstream tahun ini.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Berencana Digitalisasi Proses Lifting hingga Eksplorasi

13 November 2019

SKK Migas Berencana Digitalisasi Proses Lifting hingga Eksplorasi

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, industri hulu Migas juga perlu melakukan inovasi dalam cara mengeksplorasi hingga cara produksi.

Baca Selengkapnya

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

13 Juli 2019

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

SKK Migas menyetujui perpanjangan kontrak Blok Masela yang seharusnya berakhir pada 2028 menjadi tahun 2055.

Baca Selengkapnya