Ekonomi Kuat, Nilai Baru Rupiah Rp 11.600  

Jumat, 28 Februari 2014 10:43 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan rupiah di level sekarang dinilai sudah mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai pernyataan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bahwa level rupiah saat ini merupakan cermin fundamental ekonomi adalah benar adanya.

Rupiah akan membentuk ekuilibrium barunya di level 11.600-11.700 per dolar Amerika Serikat (AS). "Karena itu, penguatan rupiah yang terjadi sejak awal tahun 2014 diperkirakan tidak berlanjut lebih tinggi lagi," ujar Lana, Jumat, 28 Februari 2014.

Agus Martowardojo mengatakan rupiah akan menguat, tetapi tidak terlalu jauh. Kendati nilai tukar rupiah mengalami kondisi naik turun (volatilitas), tetapi dapat diukur. "Nilai tukar akan berada di kondisi seperti sekarang ini dengan catatan reformasi struktural diteruskan," kata Agus kemarin. (Baca: Mengapa Rupiah Menguat Paling Tajam Se-Asia?).

Di pasar uang pagi ini, rupiah ditransaksikan di level 11.630 hingga 11.660 per dolar AS. Sebagai mata uang yang paling terdepresiasi di Asia sepanjang 2013, rupiah kini mencatat apresiasi tertinggi di antara mata uang Asia lainnya dengan menguat 4,3 persen year-to-date.

Membaiknya data-data ekonomi dalam negeri seperti neraca perdagangan yang mencapai surplus dua bulan berturut-turut serta menyusutnya defisit neraca berjalan telah mengantarkan rupiah ke kisaran 11.600 per dolar AS. Di sisi lain, menurut Lana, masuknya dana asing ke pasar keuangan sejak awal tahun begitu deras, terutama di obligasi maupun saham. "Per 20 Februari lalu, total dana asing yang masuk ke obligasi bertambah Rp 17,5 triliun dan ke saham US$ 700 juta."

Masuknya dana asing ini kemungkinan masih berlanjut, walaupun belum massif. Hal ini sebagai respons dari membaiknya keyakinan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. (Baca pula: Dahsyat, Rupiah Capai Posisi Tertinggi Tahun Ini).

PDAT | M. AZHAR

Berita Lain:
Pariwisata Indonesia Unggul di Budaya dan Alam
Pemerintah Akan Cek Daging Impor Halal Australia
AEC 2015, Baru 3 Usaha Pariwisata Penuhi Standar
Bali, Jakarta dan Batam Paling Diminati Wisatawan Asing




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya