RI tak lagi Masuk Fragile Five, Apa Sebabnya?

Reporter

Editor

Abdul Malik

Sabtu, 22 Februari 2014 05:56 WIB

Aktivitas di pelabuhan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (19/1). Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan 5,5%, dan dapat mencapai 6,5% pada 2011, 7% pada 2012. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Jakarta - Ekonomi Indonesia saat ini dinilai tahan banting dan tidak lagi masuk kelompok lima negara rentan (fragile five). Ihwal ketahanan ekonomi Indonesia ini diungkapkan majalah ekonomi internasional, The Economist, edisi 22 Februari 2014. Tahun lalu, Indonesia masuk kategori fragile five bersama Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki. Istilah fragile five mengacu pada lima negara yang paling bergantung pada investasi asing sehingga rentan ambruk akibat gejolak ekonomi global.

The Economist menyatakan, pada tahun lalu negara-negara fragile five mengalami gejolak ekonomi seiring dengan adanya kontroversi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk mengurangi stimulus moneter (tapering off). Tahun ini, The Fed mengumumkan kelanjutan tapering off, sehingga negara-negara fragile five kembali mengalami gejolak ekonomi. Bank sentral Turki, India, dan Afrika Selatan beramai-ramai menaikkan suku bunga acuan untuk menyelamatkan nilai tukar (kurs) mata uang mereka. (Baca juga : Ekonomi Indonesia 2014 Masih Ditopang Jawa)

Namun, di Indonesia, kurs rupiah justru menguat 3,3 persen terhadap dolar AS. Penguatan itu merupakan yang tertinggi di antara mata uang negara berkembang lainnya. Indeks harga saham gabungan diperdagangkan melonjak ke level tertinggi selama empat bulan terakhir. Dana asing yang masuk pasar obligasi dan saham lokal bertambah US$ 1 miliar. (Lihat juga : Investor Incar Pertumbuhan Kelas Menengah)

Menurut The Economist, ekonomi Indonesia meraih momentum pertumbuhannya. Di antara negara-negara fragile five, Indonesia dianggap paling tahan banting. Kondisi tersebut justru didorong oleh lebarnya defisit neraca pembayaran yang menyentuh angka rekor US$ 10 miliar atau 4,4 persen dari produk domestik bruto pada tahun lalu. Pada Agustus 2013, Bank Indonesia menghindari kebijakan intervensi di pasar uang. Akibatnya, nilai kurs rupiah mengambang dan mendorong depresiasi sebesar 14 persen sejak Mei 2013 hingga saat ini. (Berita terkait : Ekonomi Membaik, Rupiah Melesat 108 Poin)

Melemahnya kurs rupiah justru membuat produk ekspor Indonesia menjadi lebih murah di pasar luar negeri, sedangkan produk impor lebih mahal. Kondisi itu mendorong nilai defisit turun hampir separuhnya menjadi hanya US$ 4 miliar atau 2 persen dari PDB pada 2013. Pada Desember tahun lalu, Indonesia mencatat rekor surplus perdagangan bulanan terbesar selama dua tahun terakhir, seiring dengan kenaikan angka ekspor hingga 10,3 persen.

Selain itu, yang membuat ekonomi Indonesia cukup kuat adalah karakteristik yang mengandalkan sumber daya. Artinya, semiskin apa pun orang Indonesia, dengan potensi alam yang melimpah mereka diyakini masih bisa bertahan hidup. Kondisi ini berbeda dengan negara maju. Karena mereka terbiasa dengan iklim ekonomi yang bagus, sekali mereka jatuh bakal susah bangkit kembali.

ANANDA PUTRI


Terpopuler :

Indosat Klaim Sudah Antisipasi Penyadapan

Indosat Yakin Ancaman Tifatul Tak Terbukti

Banyak Perusahaan Batu Bara Belum Berstatus CNC

Trik Jokowi Menggaet Foxconn

Lima Transaksi Jumbo di Lembah Silikon

Berita terkait

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

12 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

20 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

12 Desember 2023

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

8 Desember 2023

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya