TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip, mendukung penyelamatan maskapai penerbangan Merpati oleh pemerintah. Adanya likuidasi terhadap Merpati bisa menimbulkan beban yang tak sedikit bagi negara. Musababnya negara harus mengeluarkan uang untuk pembayaran utang dan membayar pesangon karyawan.
Sunarsip mengatakan, aset Merpati hanya Rp 300 miliar. Sementara utang Merpati sudah mencapai Rp 6 triliun. Setidaknya, kata dia, negara perlu merogoh dana Rp 5 triliun untuk menutup Merpati. "Jumlah ini naik dari perhitungan tahun 2007 yang diperhitungkan sebesar Rp 3 triliun," kata Sunarsip di Jakarta, Jumat, 8 Februari 2014.
Ia menyesalkan langkah pemerintah yang dinilai lamban untuk menutup akar permasalah utang Merpati. Semestinya, kata dia, pemerintah sudah bisa mendeteksi dari dahulu bahwa Merpati butuh suntikan modal dalam jumlah besar. "Tapi yang terjadi malah disuntik sedikit-sedikit, jadi kurang manfaat," kata dia.
Tak hanya beban likuidasi yang mahal, Sunarsip menyatakan penutupan Merpati merugikan masyarakat. Musababnya selama ini Merpati telah menjadi pahlawan dalam menghubungkan kota dan desa di Indonesia Timur. (Baca: Pemerintah Bekukan Operasi Maskapai Merpati)
Direktur Jendral Perhubungan Udara Herry Bhakti Gumay memastikan bahwa Merpati tidak akan ditutup. Pemerintah telah bersepakat dalam rapat kordinasi yang dihadiri oleh Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Menteri Kordinator Perekonomian untuk tetap berusaha menghidupkan Merpati. "Dengan restrukturisasi utang, dan lakukan kerjasama operasi dengan investor," katanya. (Baca:Pembekuan Dicabut bila Merpati Layak Terbang)
ANANDA PUTRI
Berita terkait
Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan
2 hari lalu
Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.
Baca SelengkapnyaTony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia
3 hari lalu
Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.
Baca SelengkapnyaAlasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih
7 hari lalu
Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.
Baca SelengkapnyaMaskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran
8 hari lalu
Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.
Baca SelengkapnyaAlasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan
9 hari lalu
Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan
Baca SelengkapnyaMaskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya
12 hari lalu
Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik
Baca SelengkapnyaSetelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah
14 hari lalu
Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.
Baca SelengkapnyaAturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan
20 hari lalu
Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside
Baca SelengkapnyaAmankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?
20 hari lalu
Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.
Baca SelengkapnyaMengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?
25 hari lalu
Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.
Baca Selengkapnya