TEMPO.CO, Surakarta - Pendiri dan pemilik PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) Tbk., H Muhammad Lukminto, meninggal dunia di Singapura pada Rabu, 5 Februari 2014 pukul 21.40 waktu Singapura. Humas Perkumpulan Masyarakat Surakarta, Sumartono Hadinoto, mengatakan keluarga sudah berangkat ke Singapura untuk menjemput jenazah di Rumah Sakit Mount Elizabeth.
"Rencananya tiba di Solo hari ini pukul 14.00," kata Sumartono, Kamis, 6 Februari 2014. Keluarga membawa jenazah dengan menyewa pesawat Sriwijaya Air yang akan mendarat di Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta.
Setelah tiba di Surakarta, jenazah lantas dibawa ke kompleks pabrik Sritex di Sukoharjo. Di dalam pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut, karyawan dan masyarakat akan mensalatkan jenazah di masjid yang berada di kompleks pabrik.
"Malam harinya akan disemayamkan di Tiong Thing Jebres sampai 16 Februari," katanya. Kemudian jenazah dimakamkan pada 16 Februari 2014 di pemakaman keluarga di Delingan, Karanganyar.
Sumartono menyatakan kaget mendengar kematian salah seorang tokoh Tionghoa di Surakarta tersebut. Sebab malam sebelumnya, Lukminto masih berkomunikasi dengan koleganya lewat telepon. "Kepergiannya ke Singapura juga bukan karena sakit, tapi kontrol rutin," ucapnya. Dia menduga Lukminto terkena serangan jantung.
Bos Sritex kelahiran Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 1 Januari 1946 ini meninggalkan seorang istri, Susyana. Selain itu, juga ada lima anaknya, yaitu Vonny Imelda Lukminto, Iwan Setiawan, Lenny Imelda Lukminto, Iwan Kurnawan Lukminto, dan Margaret Imelda Lukminto.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Lain:
Chatib: Sektor Pertanian Tak Bisa Diandalkan
Pemerintah Lamban Sesuaikan Tarif Tiket Pesawat
Harga Emas Antam Turun Rp 2.000
Merpati Tak Ditutup Hanya Bebani Keuangan Negara