TEMPO.CO , Jakarta: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan sampai saat ini perusahaan manufaktur Foxconn Technology Group belum mengajukan aplikasi investasi. "Kita tunggu aplikasinya (Foxconn). Sampai sekarang belum masuk, tunggu saja,"kata Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis pada Kamis, 30 Januari 2014 saat dihubungi Tempo.
Azhar menuturkan sejauh ini pihaknya belum mengetahui kapan Foxconn akan datang ke Indonesia, meski sudah ada pembicaraan mengenai pembangunan pabrik Foxconn di Indonesia. Ia menuturkan, Foxconn berencana membangun pabrik di Jakarta, Yogyakarta, dan Banten.
Mengenai persyaratan, kata Azhar, BKPM akan memberlakukan persyaratan sebagaimana mestinya. Seperti pembayaran pajak tenaga kerja, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), corporate income tax, corporate social responsibility (CSR) dan lain-lain.
Pabrik komponen telepon genggam asal Taiwan itu sedang menyiapkan relokasi pabrik manufaktur untuk produk menengah ke atas (high end) ke Amerika Serikat dan produk menengah ke bawah (low end) ke Indonesia. Pemasok utama komponen iPhones untuk Apple Inc itu dikabarkan tidak hanya menambah kapasitas produksi, melainkan juga relokasi atau "bedol deso" dari Cina.
Rencana relokasi seiring naiknya biaya-biaya operasi pabrik di Cina, termasuk biaya buruh (baca juga: Alasan Foxconn Hijrah dari Cina ke Indonesia). Maka itu, Foxconn melakukan diversifikasi rantai pasokan bahan baku. Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, akhir pekan lalu, CEO Foxconn Terry Gou mengatakan pasar Amerika wajib menjadi tujuan ekspansi perusahaan.
Pernyataan Gou itu menanggapi pertanyaan dari para mitra dan pelanggan soal kapan Foxconn akan membuka toko di Amerika guna mengakses potensi manufaktur teknologi tinggi. Para analis menilai, guna melanjutkan diversifikasi bisnisnya maka Indonesia akan menjadi prioritas utama bagi Foxconn untuk meninggalkan Cina. Sebab biaya operasi pabrik dan buruh di Indonesia murah dan teknologi manufakturnya mendukung.
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
25 Desember 2023
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?