Regional Menguat, Rupiah Justru Melemah  

Selasa, 28 Januari 2014 14:22 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah tetap bergerak melemah di tengah mata uang regional yang justru mengalami penguatan. Hingga pukul 13.00 WIB, rupiah ditransaksikan pada level Rp 12.264 atau melemah 25 poin (0,20 persen) dari penutupan kemarin sore.

Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menyatakan pelemahan yang terjadi pada mata uang peso Argentina dan rubel Rusia masih akan memberi efek negatif bagi pelemahan mata uang Asia, termasuk rupiah. Krisis tersebut dikhawatirkan akan semakin membangun kecemasan pelaku pasar atas likuiditas dolar di tingkat global. “Pelemahan yang terjadi di Argentina dan Rusia berpotensi meningkatkan tekanan aksi jual aset berdenominasi rupiah,” ujar Lana dalam analisis hariannya.

Namun demikian, aksi pemerintah yang melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang negara (SUN), kemarin, diharapkan bisa mengurangi pelemahan rupiah. "Aksi buyback SUN seri FR0047 senilai Rp 455 miliar kemungkinan dapat meminimalkan tekanan jual di pasar obligasi," ujar Lana.

Dalam perdagangan kemarin, kurs dan bursa saham regional terkoreksi secara signifikan--merespons aliran modal yang mulai keluar dari pasar negara berkembang. Investor masih mengkhawatirkan dampak negatif pengurangan stimulus moneter (tapering off) bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Hingga pukul 13.00 WIB, won tampak memimpin penguatan kurs regional dengan kenaikan sebesar 0,31 persen. Disusul dolar Singapura dan ringgit Malaysia yang masing-masing menguat 0,16 persen dan 0,13 persen.


PDAT | MEGEL JEKSON

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya