Seorang petugas saat menunjukan kedelai impor asal Amerika sebanyak 145 ribu ton yang sudah membusuk di gudang Krakatau Industrian Estate Cilegon, Banten, Jawa Barat, Rabu (5/7). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO , Jakarta - Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) berencana mengimpor 125 ribu ton kedelai tahun ini. Padahal sebelumnya, koperasi ini mengaku tak punya uang. "Kami bisa. Akhirnya mengumpulkan dana dari anggota," kata Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin, Jumat 24 Januari 2014.
Pada tahap awal, dana yang terkumpul sekitar Rp 800 juta. Dana tersebut digunakan untuk mendatangkan 108 ton kedelai yang telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin 21 Januari 2014 lalu. (Baca pula: Pemerintah Hapus Bea Masuk Impor Kedelai)
Selanjutnya, pada Februari akan datang 1.000 ton kedelai, kemudian pada Maret atau April 2.000 ton, dan seterusnya hingga mencapai 125 ribu ton kedelai sepanjang tahun ini. Menurut Aip, sistem pembayaran yang digunakan untuk mendatangkan kedelai tersebut memakai usance L/C . "Jadi barangnya datang dulu, kita bayar kemudian," katanya. Usance L/C adalah suatu pembiayaan yang diberikan oleh eksportir kepada importir. Dalam penyerahan barang, importir diberi waktu pembayaran di kemudian hari sesuai dengan kesepakatan.
Untuk Gakoptindo, jangka waktu yang dipilih adalah 90 hari. Jadi, bila waktu serah terima ditetapkan saat barang dikirim dari pelabuhan asal dan waktu pelayaran mencapai 45 hari, Gakoptindo punya waktu 45 hari setelah barang tiba di Indonesia sebelum membayarnya ke eksportir. "Waktu 45 hari itu kami pakai untuk menjual kedelainya dulu, uang yang terkumpul baru dipakai untuk bayar ke Amerika," tuturnya.
Dengan anggota mencapai 15 ribu perajin di seluruh Indonesia, Aip mengaku tak kesulitan mencari pembeli. Sehingga, dia optimistis pembayaran tidak akan macet.
Aip menjelaskan, Gakoptindo sudah melakukan kontrak dengan eksportir kedelai di Amerika Serikat untuk 3 tahun ke depan sebanyak 375 ribu ton. Setiap tahun Gakoptindo mendapat izin impor 125.000 ton dari kementerian perdagangan.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
19 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.