OJK Solo Banyak Terima Aduan Soal Kredit

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 9 Januari 2014 20:00 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

TEMPO.CO, Surakarta - Sejak resmi mengemban tugas sebagai pengawas transaksi perbankan per 1 Januari 2014, Otoritas Jasa Keuangan Surakarta sudah menerima 20 aduan dari masyarakat. Kebanyakan aduan yang masuk adalah persoalan kredit.

Pelaksana tugas harian Otoritas Jasa Keuangan Surakarta, Irmawan, mengatakan persoalan kredit yang diadukan masyarakat adalah yang berkaitan dengan kredit bermasalah. Yaitu nasabah yang mengalami kredit macet dan akhirnya masuk pada tahap sita jaminan.

“Tapi nasabah atau debitor tidak terima kalau asetnya disita dan dilelang oleh bank,” katanya ketika dihubungi, Kamis, 9 Januari 2014. Dengan demikian, OJK Surakarta bertugas memfasilitasi dan memediasi kedua belah pihak agar tercapai kesepakatan. (Berita terkait: Baru Dibuka, OJK Kebanjiran Pengaduan Masyarakat)

Menurut dia, nasabah yang punya kredit macet akhirnya punya tagihan yang menumpuk. Biasanya bank mengambil langkah menyita aset dan melelangnya untuk menutup tagihan tersebut. “Tunggakan utang yang tidak tertagih akhirnya akan masuk ke tahap sita jaminan oleh bank,” ucapnya.

Sedangkan persoalan lain yang diadukan masyarakat yaitu soal sistem informasi debitor atau SID dalam hal pencantuman kualitas kredit. Masyarakat merasa terganggu dengan pencantuman status sebagai pihak yang pernah bermasalah dengan angsuran. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit mengakses pinjaman di perbankan.

“Tujuan SID memang memudahkan perbankan dalam mengecek rekam jejak nasabah. Sehingga ke depan tidak ada masalah dalam hal pelunasan kredit atau pinjaman,” katanya. Dia mengatakan, nasabah yang biasanya punya rekam jejak jelek adalah pemilik kartu kredit. (Baca juga: OJK di Daerah Bisa Tampung Keluhan Konsumen)

Ketua Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Surakarta, Pangarso Yoga Mutodo, menilai sistem informasi debitor lebih banyak mengakibatkan masalah dibanding memudahkan bank menyalurkan kredit. Sebab, ada nasabah yang sebenarnya dinilai mampu membayar angsuran, tapi tercatat rekam jejaknya jelek. “Karena itu, kami tidak hanya mengandalkan informasi dari SID. Tapi kami juga lihat kondisi usaha calon debitor,” ucapnya.

Jika bisnis yang digeluti dinilai punya prospek cerah dan rekam jejaknya cukup baik, dia mengatakan, bank tidak akan ragu menyalurkan kredit.

UKKY PRIMARTANTYO (SOLO)











Berita Terpopuler :
ni Rute Penerbangan Domestik dari Halim
Menkeu: Rupiah Sudah Memasuki Ekuilibrium Baru
Ekspor Sapi Australia ke Indonesia Bakal Melonjak
Induk Usaha ANTV Lepas 15 Persen Saham ke Publik
Perusahaan Kertas Indah Kiat Dapat ISO 50001











Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

3 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

4 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

4 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

7 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

8 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

15 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

18 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

23 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

23 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

23 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya