Grafik pergerakkan perdagangan saham. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya bursa saham regional diperkirakan bakal mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 10 Desember 2013.
Menurut analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, indeks saham Dow Jones Amerika Serikat yang menguat pada perdagangan akhir pekan membawa sentimen positif di bursa regional, termasuk Indonesia. Dorongan beli investor regional turut memicu penguatan IHSG. “Sejak Dow Jones naik lagi ke atas 16.000, sinyal bursa kembali positif,” kata dia kepada Tempo.
Pada Senin, 9 Desember 2013, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan kemarin menguat 22,54 poin (0,8 persen) ke level 4.214,34. Kenaikan ini sekaligus mengakhiri koreksi yang terjadi selama empat hari berturut-turut sejak Selasa pekan lalu.
Meski pelaku pasar menghadapi kekhawatiran atas terjadinya insiden kerusuhan di Little Asia, Singapura, yang membuat Strait Times bergerak negatif, bursa Hang Seng dan Jepang berhasil ditutup positif.
Walaupun sentimennya cenderung positif, indeks saham di Bursa Jakarta masih belum bisa dibilang aman. Hal itu disebabkan IHSG belum mencetak rekor terendah baru di bawah level 4.161. “Setelah indeks mencapai satu kali koreksi lagi yang membuat new low, baru tren turun jangka menengah ini bisa berakhir,” ujar Satrio.
Menurut Satrio, kondisi regional yang positif belum tentu selaras dengan kondisi di dalam negeri. Yang menjadi masalah, pemodal asing masih belum tenang dan cenderung melakukan aksi jual besar-besaran seperti yang terjadi pekan lalu. Ia menduga pihak asing sedang mengantisipasi kebijakan Bursa Efek Indonesia yang menerapkan fraksi harga baru mulai tahun depan.
Selain sentimen ketidakpastian stimulus The Fed, pelaku pasar tampaknya masih menanti pengumuman BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur BI dalam waktu dekat. Hari ini, indeks diperkirakan bergerak terbatas di posisi 4.161-4.244.
