Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb berbincang dengan Menteri Marty Natalegawa dan Menteri Gita Wirjawan saat pertemuan para menteri KTT APEC XXI 2013 di Nusa Dua, Bali (4/10). (TEMPO/Johannes P. Christo)
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) kesembilan. Konferensi yang bakal mempertemukan 15 menteri perdagangan negara anggota WTO itu rencananya bakal digelar di Bali 3-6 Desember 2013.
Sebagai negara anggota WTO, Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb juga diundang dalam pertemuan tersebut. Hanya saja, setelah berita penyadapan dan memburuknya hubungan diplomatik antara kedua negara, apakah Australia akan tetap mengirimkan delegasi?
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan, di antara 159 negara anggota WTO yang rencananya akan hadir dalam pertemuan, ada negara-negara yang "tidak bersahabat", bahkan terang-terangan berkonflik. Sebagai tuan rumah, Bayu menyatakan sikap Indonesia akan tetap netral. "Kita tetap akan jadi tuan rumah yang bertanggung jawab memastikan hajatan besar itu terselenggara dengan baik," katanya kepada Tempo, Selasa, 19 November 2013.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Iman Pambagyo bersikap lebih optimis. "Saya yakin ini tidak akan mempengaruhi partisipasi Australia dalam konferensi," ujarnya. Ia menambahkan, "Jarang sekali kegiatan dagang dipengaruhi oleh isu semacam ini.
Perundingan di Bali, antara lain, akan membahas hasil pertemuan di Doha yang tak mengalami kemajuan sejak 2001. Ada tiga hal pokok yang akan dibahas, yakni soal fasilitasi perdagangan, pembangunan pertanian, dan kebijakan untuk negara kurang berkembang.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
15 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.